Look at me [Chapter 18 END]

lokatme kookutae2

Author : Kimraemi

Tittle : Look at me [Chapter 18 END]

Genre : Friendship, Family, Romance, Drama

Rating : T

Length : Chaptered

Summary : Harapan memang tak sesuai realita, namun sepenggal harapan untuk terlihat menjadi pacuan hidup agar dapat menggapainya.

A/N :  Huruf italic pada awal Fanfic merupakan Flasback mereka, jadi setiap chapter saya buat flashback mereka lebih dulu baru kemasa sekarang. Biar kalian ga bingung bacanya . mohon dibaca dulu🙂  

Ini hanya fiktif belaka

Cast:

  • IU / Lee Jieun
  • Jeon Jungkook
  • Nam Joohyuk
  • Kim Taehyung
  • Mark Tuan

 

    Look at me [Prologue] | Look at me [Chapter 1] | Look at me [Chapter 2] | Look at me [Chapter 3] | Look at me [Chapter 4] | Look at me [Chapter 5] | Look at me [Chapter 6] | Look at me [Chapter 7] | Look at me [Chapter 8] | Look at me [Chapter 9] | Look at me [Chapter 10] | Look at me [Chapter 11] | Look at me [Chapter 12] | Look at me [Chapter 13]Look at me [Chapter 14]Look at me [Chapter 15] part A | Look at me [Chapter 15] B | [Look at me story] FRIENDZONE | Look at me [Chapter 17] 

(WATTPAD) Look at me [Chapter 18 END]

[FMV Fanfic trailer] Look at me (Versi 1)

[FMV] Look at me (Versi 2)

[FMV ] Look at me ending

‘Look at me’

 

Sambil menyeruput Ice Americano Jieun tengah berada diarea lapangan mencari sosok Jungkook yang memang menyuruhnya untuk memberi semangatnya berlatih dan begitu jelas Jungkook yang baru keluar dari ruang ganti matanya pun tertuju pada Jieun seraya menghampirinya yang berada tepat diarea lapangan.

“Sudah datang?” ujar Jungkook dengan senyuman sumringahnya mendapati sosok gadis ini.

Namun Jieun justru mengembungkan pipinya dan menatap Jungkook “Ya.. Kau menyuruhku agar datang tepat waktu, tapi latihanmmu ini belum dimulai?” gerutu Jieun menyadari baru beberapa mahasiswa yang berada di area lapangan dan hanya sedikit berlatih mendarabble seraya memasukan kedalam ring.

Jungkook memutar bola matanya dan tersenyum simpul, belum sempat berucap Jimin dan Yugyeom yang memang menangkap pemandangan ini justru menggoda “Nuna, itu hanya alasan klasiknya saja agar kau segera menemuinya” ujar Jimin

“Majjayo, jika kau tahu dia selalu keluar tepat waktu untuk menemuimu” timpal Yugyeom

“Ya!!!” seketika tatapan tajam tersirat dari wajah Jungkook pada keduan temannya ini.

Tapi tawaan kecil yang diberikan Jimin dan Yugyeom “Kau tidak bisa menyangkalnya Jeon Jungkook. Kami justru penasaran dengan hubungan kalian, atau jangan-jangan kalian sudah resmi?” tanya Jimin disambut antusias Yugyeom.

Mendengar hal itu Jungkook menatap Jieun yang memang tengah menatapnya juga “Ya, Park Jimin, Kim Yugyeom pergi sana…” seakan kehabisan kata Jungkook hanya mampu mengucapkan kalimat tersebut.

Tidak digubris Jimin dan Yugyeom makin menjadi “Eoh nuna, apa Ice Americano itu….” baru Yugyeom menunjuk Ice americano ditangan Jieun dan masih terbungkus rapi, ucapannya sudah terpotong.

“Aisshhhh ……” dengan paksaan Jungkook mendorong dua temannya ini dan menatap mereka tajam seolah memberi isyarat untuk meninggalkannya, alhasil  kedua temannya ini terpaksa pergi.

Mendapati hal itu Jieun hanya mengelengkan kepalanya dan tersenyum kecil.

“Apa itu minumanan penyemangat?” tanya Jungkook yang langsung beralih pada Ice americano.

“Majjayo” Jieun membenarkan ucapan Jungkook dan menyodorkan ice americano tersebut.

Jungkook tersenyum kecil dan tidak pelak ia meraih ice americano itu “Gomawoyo Jieun-ah.. Tapi aku sedikit kecewa, karena kau datang tidak sendiri” ujar Jungkook sambil menatap dua pria dari kursi penonton melambaikan tangannya keara Jungkook.

Seketika Jieun menahan tawa “Joohyuk sunbae dan Jisoo sunbae ingin menyemangatimu juga” ujar Jieun

Jungkook menatap curiga “Pasti mereka yang memaksa kan?” saat itu Jieun hanya memutar bola matanya, tidak tahu harus menjawab apa namun Jungkook mampu menebak ekrpesi Jieun “Aiishhh, sudah kuduga mereka memaksamu”

“Ghwenca….” tiba-tiba Jieun menggantungkan kalimatnya karena baru menyadari sosok Taehyung yang tengah berjalan dan tidak pelak menatap kearahnya. Sesungguhnya Jieun tidak menyadari bahwa Taehyung cukup mendengarkan percakapannya bersama Jungkook tadi, hingga keduanya saling bertukar tatap entah apa yang ada dipikiran mereka. Namun saat itu Taehyung justru menundukkan kepalanya seolah mengalihkan arah pandangan matanya, sambil meremas jemari ia tetap berjalan untuk menghampiri teman-temannya.

Menyadari hal tersebut Jungkook hanya menatap Jieun yang tengah menatap kearah Taehyung, tapi dengan cepat ia menempelkan Ice americano tepat dipipi Jieun membuat gadis ini sadar akan lamunannya dan berseru “Ya… Jungkook-ah” sambil memegang pipinya ia terarah pada Jungkook.

“Hahahaha” Jungkook justru tertawa terbahak mendapati ekpresi Jieun, bahkan gadis ini ingin protes akan tetapi Jungkook kembali berucap “Kiyowo”

Alhasil Jieun hanya mampu mengelengkan kepalanya dan tersenyum kecil “Aiishh…”

Tidak pelak Jungkook pun tersenyum “Kembalilah kekursi penonton dan pastikan kau hanya melihatku. Arasseo” tanpa menunggu jawaban Jieun, saat itu Jungkook mengacak rambut Jieun dan setengah berlari menghampiri teman-temannya meskipun begitu matanya masih berpusat pada Jieun.

Mendapati hal ini Jieun tampak tidak mampu berkata – kata, ia seolah kehabisan kata untuk menimpali ucapan Jungkook. Tanpa ragu Jieun pun hendak meninggalkan area lapangan, namun tiba-tiba begitu jelas teriakan berasal dari Jungkook dan teman-temannya menggema.

“Jieun-ah awas”

“Nuna….”

Betapa kaget Jieun mendapati bola basket yang melayang kearahnya, bahkan Jungkook sudah berlari kearah Jieun namun bola kian begitu dekat dan…..

BUGG

Seketika orang dihadapan Jieun menangkis bola basket tersebut dengan tangannya dan ia benar-benar dibuat bungkam “Taehyung” gumam Jieun tidak percaya seraya menatap Taehyung yang memang tengah menatapnya.

Tidak ada ucapan dari Taehyung, ia justru berseru pada teman-temannya “Ya, berlatihlah dengan benar” ia pun berlalu begitu saja dari hadapan Jieun menghampiri yang lain.

Jungkook yang terlambat menolong Jieun langsung memastikan keadaannya “Ghwencanayo?”

Jieun mengangguk “Ehmmm ghwenca-nayo” Jungkook merasa lega dengan penuturan Jieun, namun pandangannya masih terarah pada mata Jieun yang menatap kearah Taehyung seraya berucap kembali “Aku kekursi penonton dulu”

“Ehmm ….” hanya itu yang mampu terucap dari Jungkook membiarkan Jieun meninggalkannya, entah kenapa perasaan sesak menyelimutinya.

Hingga dikursi penonton rasa khawatir Joohyuk dan Jisoo tidak dapat ditutupi, karena pertanyaan bertubi-tubi akan keadaan Jieun diberikan kepadanya. Kala itu Jieun hanya mengatakan bahwa dirinya tidak apa-apa dan berfokus pada latihan team basket ini.

Pikirannya begitu mengambang bak terombang – ambing oleh arus perasaan, disatu sisi ia menatap kearah Jungkook yang berkali-kali memberikan senyuman terbaiknya. Disatu sisi ia menyadari Taehyung yang tengah menatapnya, entah tatapan apa itu namun ia merasa pilu. Ia pun benar-benar tidak paham dengan apa yang ada dipikiran Taehyung saat ini.

###

Dalam keheningan malam seakan larut pada perasaan Jungkook hanya mampu menatap Jieun yang tengah terlelap didalam mobilnya, sebenarnya mereka sudah tiba pada tujuan yaitu rumah Jieun. Namun mendapati Jieun yang terlelap, tidak tega bagi Jungkook membangunkan gadis ini.

Dalam diam Jungkook terus memandanggi Jieun, sesekali ia tersenyum kecil karena erangan Jieun. Semakin lekat ia memandangi Jieun, semakin terlarut dirinya pada perasaan ini. Bahkan tangannya tergerak mengusap lembut pipi mulus Jieun dan kembali membuatnya tersenyum simpul, wangi sakura yang berasal dari Jieun kian menenangkan hatinya.

Hingga Jieun mengerang kembali dan membuka matanya, ia cukup dikagetkan dengan keadaan dimana Jungkook menatapnya “Apa kita sudah sampai?” tanya Jieun

“Menurutmu?” tanya Jungkook

Saat itu Jieun menengadahkan pandangannya dan menyadari sudah berada didepan rumah “Ahhh, apa aku tertidur terlalu lama?” tanya Jieun dan Jungkook mengangguk membenarkan ucapan gadis ini “Lalu kau tidak membangunkanku?” kembali Jieun bertanya dan Jungkook pun kembali mengangguk dengan tingkah lucunya.

Hingga Jieun bergerutu “Ya jangan hanya mengangguk saja, jawab ucapanku. Seharusnya kau membangunkanku jika sudah sampai”

“Bagaimana aku tega membangunkan gadisku yang tertidur pulas dan tampak begitu kelelahan” ujar Jungkook

“Untuk beberapa hari ini aku memang tidak dapat tidur dengan nyenyak”

“Waeyo?”

Jieun terdiam dengan pertanyaan Jungkook, namun dengan cepat Jieun mengelengkan kepalanya “Aniyo, ghwencana. Aku harus segera masuk Jungkook-ah”

Jungkook yang tampak mengerti hanya mengangguk dan mengantarkan Jieun sampai halaman rumahnya. Ketika Jieun ingin memasuki rumah “Jieun-ah” seru Jungkook

“Ne?”

Tidak ada jawaban dari Jungkook, saat itu ia justru meraih tubuh Jieun kedalam pelukannya. “Jungkook-ah” Jieun tampak bingung dengan sikap Jungkook.

“Biarkan seperti ini sebentar saja” pinta Jungkook yang kian mengeratkan pelukannya pada Jieun, diam tanpa kata Jieun hanya mampu menuruti keinginan Jungkook “Aku benar-benar mencintaimu Jieun-ah” ungkap Jungkook

Jieun terdiam sejenak  kemudian dia bertanya “hmmm, lukisan itu?”

“Lukisan?” Jungkook merenggangkan pelukannya dan menatap bingung Jieun, namun Jieun menatap mata Jungkook seolah penuh tanya. Sementara itu Jungkook memutar bola matanya “Ahh lukisan itu, waeyo?” sadar Jungkook akan arah pembicaraan Jieun.

“Apakah benar, itu..?” Jieun tampak menggantungkan kalimatnya.

Mengerti maksud Jieun tanpa ragu Jungkook mengeratkan kemabali pelukan ini “Majayo Jieun-ah. Kau kini paham kan bagaimana perasaanku padamu?”

Mendengar hal ini perasaan gamang pun kian merasukinya Jieun. Tidak pelak ia membenamkan wajahnya pada dada bidang Jungkook , seolah meringankan beban hatinya dan ia pun mengangguk mengerti akan ucapan Jungkook tadi. Sesungguhnya betapa Jungkook  begitu memahaminya, namun ia masih sulit memahami akan perasaannya sendiri.

“Eotthhae?” tanya Jungkook seolah meminta jawaban atas perasaannya.

***

Dengan tatapan tertuju pada arloji yang memang menunjukkan pukul 01.00, Jieun bergegas memasuki  kelas dimana dirinya mendapat kelas siang. Benar saja sudah banyak teman sekelasnya yang hadir, begitu juga dengan Taehyung duduk dipaling depan membuat kedua mata mereka bertemu. Namun lagi-lagi tanpa sepatah katapun yang keluar Jieun menuju kursi didekat jendela “Eoh Jieun-ah, apa kau sudah mengerjakan tugas matakuliah ini?” tanya seorang teman

“Waeyo luna, kau ingin melihat tugasku bukan?” tebak Jieun disambut senyuman gadis disampingnya, tanpa ragu Jieun pun menyodorkan tugas tersebut pada Luna.

“Gomawoyo, aku hanya sebentar” sahut gadis disampingnya ini

“Hmmm” hanya itu yang keluar dari mulut Jieun dan tetap tersenyum simpul.

Hingga salah seorang teman sekelas Jieun berdiri tepat didepan kelas, seolah memberi isyarat berfokus padanya “Teman-teman untuk malam ini kalian harus meluangkan waktu kalian”

“Waeyo? memang ada apa?” sahut Haru

“Senior mengajak semua fakultas hukum untuk makan malam bersama di half cafe”

“Wahhh Jinjjayo?”

“Ne….”

“Kita harus datang, hitung-hitung berkumpul sebelum uas”

“Majjayo”

Sahutan demi sahutan terngiang jelas di kelas ini sangat menyetujui akan makan bersama ini. Jieun yang diam saja disadarkan oleh ucapan teman didepannya “Jieun-ah, kau datang kan?” seru Jia

Jieun tersenyum dan mengangguk “Hmmm aku datang” hingga setelah berucap ia pun kembali fokusnya menatap luar jendela, tanpa ia sadari Taehyung tengah menatap kearahnya entah apa yang ada dipikirannya.

###

Disisi lain tepatnya pada perusahaan TAEHAN GROUP  tuan kim tampak sibuk dengan berkas-berkas dimejanya, namun seseorang yang sempat mengetukan pintu sebelumnya dan sudah berada dihadapannya membuat fokus teralih “Wae Minhyuk?” tanya tuan kim pada sekretarisnya

“NR Group kembali mengirim email untuk anda sajangnim” ujar Minhyuk

Mendengar hal itu Tuan kim mengerutkan keningnya “Mwoya? Kenapa mereka masih mengirim email, bukankah pertemuan waktu itu sudah pada inti pokok dan sudah sangat jelas”

Minhyuk yang paham akan ucapan Tuan Kim mengangguk mengerti “Mereka tampak tidak menyerah dan mengiming-imingkan 3 kali lipat sahamnya untuk perusahaan ini” jelas Minhyuk

Senyum tipis tersirat dari bibir Tuan Kim “Ahhh micheo! Mereka pikir aku akan tertarik dan mengorbankan anakku sendiri demi 3 kali lipat itu” raut wajah kesal tampak tersirat dari tuan Kim mengingat pertemuan dengan NR group tempo lalu.

Dengan didampingi sekretarisnya Tuan Kim memasuki ruang rapat, dimana diruangan tersebut sudah ada seorang pemilik dari NR Group. Sambil bertatap muka kedua group ini langsung membahas inti pokok akan NR Group yang ingin bekerja sama dengan Taehan Group.

“Aku cukup terkejut dengan email masuk dari perusahaanmu Bae Seungji, bukankah kau sudah menolak mentah-mentah presntasi dari perusahaan ini?” tutur Tuan Kim

Silawan bicara justru tersenyum tipis tanpa rasa bersalah sedikitpun “Ahhh  Kim Donghwan, saat itu kupikir perusahaanmu ini tidak cukup berperan penting. Rupanya kau memiliki saham yang cukup baik”

Tuan kim mengelengkan kepalanya “Aniyo, kau datang kesini memiliki maksud lain bukan?” tebak Tuan kim disambut senyuman penuh maksud Seungji.

“Majjayo, aku datang kesini karena anakku Bae Nara sangat menyukai anakmu Kim Taehyung. Maka dari itu marilah kita bekerja sama dan menyatukan anak kita” ujar Seungji

Benar dugaan Donghwan dan bertanya“Apa kau sangat menyayangimu? Sampai kau melakukan hal ini untuk anakmu?”

“Tentu, jika aku tidak menyayanginya untuk apa aku melakan hal ini” ujar Seungji

Donghwan mengangguk mengerti “Semua orangtua tentu sangat menyayangi anaknya, aku pun akan melakukan hal yang sama”

Seungji tampak tersenyum puas dengan ucapan Donghwan dan menyodorkan sebuah kontrak bisnis padanya “Kalau begitu kita resmikan dan tanda tangan kontrak bisnis ini”

Akan tetapi Donghwan mengelengkan kepalanya dan tersenyum “Aniyo, aku mengatakan akan melakukan hal yang sama. Bukan berarti akan menyertujui kerja sama ini”

“Mwo?” raut wajah heran tersirat dari Seungji

“Anakku hanya mencintai satu gadis dan itu bukan anakmu”

“Ne??” ujar Seungji tidak percaya

“Bukankah semua sudah jelas Bae Seungji? Kalau begitu aku permisi dulu” tanpa menunggu jawaban Seungji, saat itu Donghwan langsung meninggalkan ruangan rapat ini dengan kondisi tercengang dari seorang Seungji.

Mengingat hal itu Donghwan hanya menghelakan napasnya dan berkata “Abaikan saja semua itu, biarkan mereka lelah sendiri”

Minhyuk mengangguk pasti “Ne, sajangnim. Aku permisi dulu” sambil tersenyum simpul Minhyuk meninggalkan Donghwan yang kerap disapa Tuan Kim. Sekeras apapun Donghwan  dalam mendidik Taehyung, sekertarisnya tahu benar sikap atasannya ini begitu bertolak belakang dengan sikap kerasnya.

Seperginya Minhyuk dari ruangannya, seseorang diambang pintu kantornya justru berserukan namanya “Ya, Kim Donghwan. Kau melupakan janjimu?” tampak jelas seorang pria langsung menghampirinya tanpa pamrih.

“Ya, Lee changju rupanya kau benar-benar sudah pulang dari perjalanan bisnismu?”

“Aigo geu namja, apa aku pernah tidak menepati janjiku?” pria setengah baya ini justru bertanya kembali pada sahabatnya.

Saat itu Donghwan tersenyum simpul “Begitu juga denganku, apa aku pernah melupakan janjiku?”

“Aisshhhh” keduanya justru berdesis dan tersenyum satu sama lain mengingat tali persahabatan mereka yang terjalin sudah sangat lama.

“Kajja, kita makan didekat kantorku” ujar Donghwan yang menepuk punggung sahabatnya dan berjalan keluar kantor.

“Ya, apa anak kita masih bertengkar hebat?” tanya Changju tiba-tiba

Donghwan mengangguk “Ne..”

“Aku tidak menyangka mereka dapat bertengkar seperti itu”

“Akupun heran, tapi biarkan saja mereka baik sendiri. Konflik percintaan diantara sahabat itu merumitkan, padahal aku sudah mengancam anak itu dengan alih membatalkan perjodohannya dengan Jieun agar mau berkata dengan keseriusan pada Jieun”

“Aigo… jika Taehyung tahu sikap keras ayahnya semata-mata dilakukan hanya untuk mendidiknya” ujar Changju

“Mwoya??” pekik Donghwan

“Sikap Taehyung menurun darimu, menyukai seorang gadis bukan mengatakan dengan benar tapi justru kau berkata dengan konyol” ujar Changju

“Sikap Jieun pun menurun darimu, jika menyukai seseorang kau bersikap cuek padahal kau memperhatikannya” cibir Donghwan

“Kau menyebalkan”

“Kau juga menyebalkan”

“Aishhhhhh” hingga berakhir dikata tersebut keduanya justru tertawa terbahak seolah bernostalgia akan masalalu mereka.

###

Half cafe sudah dipadati mahasiswa dan mahasiswi fakultas hukum, mereka berkumpul bersama serta bercengkrama satu sama lain. Begitu juga dengan Jieun dan Taehyung, tanpa diduga mereka duduk bersebelahan dan suasana canggung tampak menyelimuti mereka. Jisoo dan  Joohyuk yang memang berada disatu meja yang sama bertukar tatap seraya mencairkan suasana. Pembicaraan antara senior dan junior tampak asik, seolah tidak ada dinding yang diantara mereka.

Fakultas ini pun memang mengajarkan betapa pentingnya solidaritas antar senior dan junior, mereka tidak membatasi satu sama lain. Maka dari itu mereka memang cukup akrab satu sama lain. Hingga bir pesanan mereka sudah datang begitu jelas semua bersorak “Yeahhh, mari kita habiskan waktu bersama sebelum kelulusan kami hahaha” seru Jisoo dengan tawaan renyah diakhir kalimat.

“Ne sunbae, jika kalian lulus kami harap kita dapat berkumpul seperti ini”

“Tentu….”

Tidak pelak seisi cafe bersorak gembira menikmati malam ini, bahkan bir sudah dituangkn tanpa ragu beberapa diantaranya sudah meneguk habis bir di gelasnya. Begitu juga dengan Taehyung yang sudah meneguk habis, lain halnya dengan Jieun yang baru meraih gelas dan hendak ingin diminumnya. Akan tetapi Taehyung langsung meraih minuman ditangan Jieun dan langsung diteguknya habis.

Tatapan heran tersirat dari wajah Jieun mendapati sikap Taehyung yang spontan ini, akan tetapi Jieun tidak berkata sedikit pun dan senior lainnya menuangkan kembali bir digelas Jieun. ketika Jieun ingin meneguknya Taehyung langsung meraih gelas ditangan Jieun dan meneguknya habis.

“Ahhhh” seru Taehyung ketika meneguk bir tersebut

Jieun semakin tidak mengerti dengan sikap Taehyung “Ya!!!” protes Jieun seakan kesal dengan tingkah pria disampingnya ini, namun Taehyung tidak menyahuti ucapan Jieun dan dengan santai meneguk bir yang dituangkan senior pada gelasnya.

Mendapati hal ini Jisoo dan Joohyuk hanya bertukar tatap memperhatikan sikap Taehyung yang aneh, namun Jisoo menatap Joohyuk seolah paham dan mengingatkan beberapa tahun lalu.

Malam penyambutan mahasiswa dan mahasiswi baru berlangsung dengan lancar, Jisoo yang mabuk membuat Joohyuk cukup kewalahan akan tingkah temannya ini.  Alhasil ia harus mengantarkan pulang Jisoo “Kau tahu menjadi ketua mahasiswa cukup memusingkan” guarauan keluar dari mulut Jisoo

“Aiishhh, ya jika minum jangan banyak-banyak”protes Joohyuk yang membantu Jisoo berjalan

Jisoo melepaskan rangkulan Joohyuk “Ya, meski aku minum banyak. Aku masih sadar, lihat ini lihat” sambil berpose konyol Jisoo berucap.

Saat itu Joohyuk menepuk keningnya “Aiishhh micheo, kau harus pulang bodoh”

Hingga dipertengahan jalan tepat ditrotoar, tanpa sengaja Joohyuk menangkap sebuah pemandangan dimana seorang gadis tengah mabuk berat dan seorang pria dihadapannya cukup frustasi dengan tingkah gadis itu. Bahkan tidak pelak pemandangan selanjutnya gadis tersebut mengecup pria tersebut “Omo… bukankah mereka itu Jieun dan Taehyung junior kita” seru Jisoo sambil mengerjapkan kedua matanya seolah membenarkan penglihatannya.

Joohyuk terdiam dengan pemandangan tersebut “Mungkin kau salah lihat” tukas Joohyuk

“Penglihatanku sangat jelas itu mereka, omo… Taehyung mencuri kesempatan dengan membalasnya omo… haruskah kita menghampiri mereka” seru Jisoo yang siap berjalan menghampiri mereka.

Buru-buru  Joohyuk menarik kaus Jisoo “Jangan bertindak bodoh, itu bukan urusan kita” dengan paksaan Joohyuk membawa temannya ini pergi dari pemandangan tersebut.

Jika mengingat hal itu mereka tampak mengerti kenapa Taehyung bersikap seperti itu pada Jieun, namun mereka diam saja berfokus pada minuman mereka.

Hingga salah seorang teman sekelas Jieun dan Taehyung bertanya “Kuperhatikan kalian sudah jarang bersama-sama, apa kalian bertengkar?”

“uhukkkk” seketika keduanya terbatuk mendengar pertanyaan tersebut

“Benarkan kalian bertengkar, karena kulihatpun kalian tampak sibuk dengan pasangan kalian masing-masing”

“Kami tidak bertengkar” sahut Taehyung sambil meneguk birnya

Mendengar hal itu Jieun spontan mengumpat “Micheo” mengingat perserturuan mereka, Taehyung justru mengatakan hal yang bertolak belakang dari kebenaran. Jieun pun menuangkan bir dan hendak meneguk bir, namun kembali Taehyung meraih gelas ditangan Jieun “Ya, Kim Taehyung” kesal Jieun semakin dibuat heran dengan sikap Taehyung.

“Kau akan bertingkah aneh jika mabuk” tanpa ragu Taehyung meneguk habis bir yang pada gelas Jieun.

“Apa perdulimu?” ketus Jieun

“Tidak ada” sahut Taehyung santai

Jieun hanya mampu menghelakan napasnya dengan sikap Taehyung, keadaan kian mencekam ketika seorang senior berkata “Taehyung, kudengar kau berpacaran dengan mahasiswi diHangyeo. Gadis itu terlihat seperti model, bagaimana kau mendapatkannya?”

Seketika Taehyung menghela napas tidak percaya dengan pertanyaan tersebut dan menoleh kearah Jieun yang sudah menuangkan bir pada gelasnya. “Molla, dia hanya mengatakan kesungguhan kalau dia menyukaiku” sahut Taehyung dan meraih gelas Jieun seraya meneguknya.

Jieun meremas jemarinya dengan tingkah Taehyung, hingga pertanyaan pun tertuju padanya “Jieun-ah, kau berpacaran dengan si playboy itu Jeon Jungkook?”

Seketika Jieun mengigit bibir bawahnya, mendapati hal iu Taehyung menuangkan bir pada gelasnya sambil meneguk habis bir anak mata Taehyung menatap Jieun seolah menunggu jawaban gadis ini. namun tidak ada jawaban darinya, sampai sebuah ucapan kembali dituturkan oleh seniornya “Jieun, kau takut dipermainkan pria itu? Hubungannya dengan wanita tidak akan bertahan lama, mungkin kau pun akan diperlakukan hal yang sama”

Entah kenapa Jieun merasa jengah dengan perkataan tersebut, tanpa sadar Jieun dan Taehyung menuangkan bir pada gelasnya. Ketika Jieun ingin meneguk, saat itu Joohyuk justru yang meraih gelas ditangan Jieun dan meneguknya habis. Melihat sikap Joohyuk, Jieun tampak paham rasa kesal karena membicarakan Jungkook adiknya.  “Ya Jina, aku yakin Jieun dapat membedakan seseorang yang benar-benar menyukainya atau tidak” ujar Joohyuk

“Ne sunbae” sahut Jieun membenarkan ucapan Joohyuk dan sukses membuat Taehyung menatapnya seraya meneguk bir kembali.

“Ketahuilah, tidak ada seorang playboy yang akan melukiskan seorang gadis jika dia tidak memiliki perasaan lebih pada gadis itu” timpal Jisoo membela Joohyuk dan memang merasa tidak suka dengan penuturan gadis yang merupakan seangkatannya, tidak pelak ia pun meneguk habis minumananya.

Keadaan tampak menegang karena pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan sara begitu terasa, namun keadaan seolah kembali membaik dimana beberapa diantaraya mencairkan suasana. Akan tetapi Jieun tampak tidak diperbolehkan minun bir, disaat ia menuangkan bir pada gelasnya secara bergantian Taehyung, Joohyuk dan Jisoo yang meneguk habis bir Jieun.

Bahkan ketika senior lain menuangkan bir, dengan cepat ketiga pria ini meraih bir digelas Jieun. Alhasil Jieun yang tidak tahu harus berbuat apa, ia hanya mampu menatap ketiga pria ini yang sudah dalam keadaan mabuk.

 “Ya… asal kau tahu… aku itu sangat pintar” gurau Jisoo dengan nada mabuknya

“Majjayo.. pintar ngibul hahahaha” timpal Joohyuk dalam keadaan mabuk

“Hyungggg yang pintar itu aku… bodoh hahaha” ujar Taehyung sama seperti dua pria ini.

“Ahhh micheoooo” runtuk Jieun yang mulai frustasi karena tiga pria ini sudah mengoceh tidak jelas.

####

Jungkook yang asik dengan PS dihadapannya spontan berseru “Yess! Aku menang lagi”

“Ya! Kau tidak melakukan kecurangan kan?” protes Jimin

“Ya, kalain mencurigiaku??” dengan tatapan horor Jungkook berucap “Akui saja kalau kalian tidak mahir dalam game ini”

“Aiishhh geu namja, ara.. ara” ujar Yugyeom yang memang menyadari bahwa pria satu ini memang ahli dalam bermain game.

“Keundae, kuperhatikan kau sedari tadi memperhatikan kearah ponselmu” tanya Jimin

“Eoh.. aku menunggu chat Jieun jika acara makan malam fakultasnya sudah selesai, aku akan menjemputnya” jelas Jungkook

Spontan Jimin dan Yugyeom bertukar tatap tersenyum menggoda “Ya… katakan kalian sudah meresmikan hubungan kan?”

Tidak ada jawaban dari Jungkook, dia hanya diam tidak tahu harus berkata apa. Namun sesaat ia menyadari sebuah panggilan masuk dari Jieun tertera jelas pada ponselnya.

“Sudah selesai?” tanya Jungkook saat menerima telpon Jieun

“Jungkook-ah, bisa kau membantuku. Joohyuk sunbae, Jisoo sunbae dan Taehyung mabuk, apa kau bisa segera kesini?”

Mendengar hal itu Jungkook cukup terkejut namun ia langsung berkata “Baiklah, kau tunggu disitu”

Tanpa pikir panjang Jungkook langsung meraih mantelnya, tidak luput ia mengajak Jimin dan Yugyeom untuk membantunya. Memang tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai dihalf cafe, karena Jungkook yang memang berada dikediaman Yugyeom tadi lokasinya cukup dekat dengan Half cafe.

Ketika memasuki cafe terlihat jelas sudah banyak yang mabuk dan berhamburan keluar cafe. Ia pun menangkap pemandangan Jieun yang frustasi menghadapi ocehan ketiga pria didekatnya.

“Jungkook-ah” seru Jieun menyadari kehadiran Jungkook dan diikuti dua pria dibelakangnya “Eoh Jimin, Yugyeom”

“Annyeong nuna, aigooo sepertinya mereka sangat merepotkanmu” ujar Jimin.

Tidak pelak Jungkook, Jimin dan Yugyeom mengelengkan kepalanya seraya berseru “Tiga orang merepotkan” sukses membuat Jieun tertawa kecil. Tanpa basa-basi Jungkook, Jimin dan Yugyeom membantu ketiga pria mabuk ini berjalan memasuki mobil.

Selama perjalanan Jimin dan Yugyeom dibuat frustasi dengan tingkah tiga pria yang memang duduk ditengah dan belakang ini. sambil bergurau tidak jelas mereka pun menjambak rambut Jimin dan Yugyeom “YA!! Hyung geumanhae!!!” kesal Yugyeom

“Geumanhae??? Aiishh bodoh” masih bergurau tidak jelas Jisoo mulai bertingkah aneh.

“Yaaaa!!!” kesal Jimin mendapati Jisoo memukul kepalanya dengan buku “Ahh aku benar-benar frustasi, seperti membawa ibu-ibu yang akan melahirkan.”

“Ya! Jeon Jungkook bisa kau percepat lajumu bodoh” protes Yugyeom tidak kalah frustasi.

“Hahahaha baiklah” melihat hal itu Jungkook dan Jieun yang memang duduk didepan hanya tertawa terbahak, namun saat itu Joohyuk memukul kepala Jungkook.

“Cepat… bodoh cepat…”

“Ya!!! Hyung aku sedang menyetir” pekik Jungkook dirinya pun kena sasaran tingkah kemabukan kakak sepupunya ini.

Hingga beberapa saat kemudian sampailah disebuah kediaman dan itu tampak tidak asing bagi Jieun “Masuklah, aku akan mengantarkan mereka satu persatu” ujar Jungkook mengantarkan Jieun pulang lebih dulu.

“Keundae…..” ucapan Jieun tercekat dan menatap Taehyung yang mabuk.

“Aku yang akan mengantarkannya sampai rumah” yakinkah Jungkook, saat itu Jieun ingin berucap namun Jungkook justru kembali berucap “Masuklah…” pinta Jungkook mengenggam jemari Jieun kembali meyakinkan gadis ini bahwa semua akan baik-baik saja.

“Baiklah, kalian hati-hati” ujar Jieun yang disambut anggukan mantap Jungkook, Jimin dan Yugyeom. Ia pun keluar mobil dan memasuki rumah.

Pandangan Jungkook masih memandangi Jieun memastikan gadis ini sudah benar-benar didalam rumah. Setelah itu Jungkook pun memutar mobil menuju rumah Taehyung yang tidak jauh dari rumah Jieun.

Mendapati keadaan mabuk Taehyung, ibunya cukup kaget dan segera menyuruh Jungkook membawa Taehyung kekamar. “Aigo.. anak ini tidak biasanya mabuk, chankamanyo kutinggal kedapur sebentar.” Ujar ibu Taehyung yang disambut anggukan Jungkook.

Kala membantu Taehyung memasuki kamar gerutuan kian terngiang ditelinga Jungkook “Apa kau ingat saat kau mabuk Jieun-ah….” Jungkook hanya menghela napas dengan ucapa Taehyung “Saat itu kau menciumku, maka dari itu aku tidak akan membiarkanmu mabuk dan mencium pria lain”

DEG!

Entah kenapa pernapasan Jungkook terasa tersedak dengan ucapan Taehyung, dengan asal ia membaringkan Taehyung “Dan kau tahu Jeon Jungkook, akuu….. jauh lebih mencintainya” ujar Taehyung masih keadaan mabuk

Jungkook kembali menghelakan napas, ia hanya berpikir bahwa pria ini sedang diluar kendali “Ahhh michesseo” gumam Jungkook

Tanpa diduga Taehyung berucap “Majjayo, aku memang sudah gila. Mencintai sahabat sendiri, berusaha dilupakanpun aku justru semakin merindukannya. Asal kau tahu…. aku dan Jieun sudah dijodohkan sejak kecil…” masih dengan nada mabuk Taehyung berkata demikian

Jungkook meremas jemarinya dan menatap Taehyung dengan tatapan sulit dipercaya. Tanpa berkata apa-apa, ia hendak keluar kamar Taehyung namun langkahnya terhenti mendapati foto-foto Taehyung bersama Jieun berhamburan dimeja belajar. Sambil memejamkan mata sebentar Jungkook keluar kamar, tak ingin perasaan sesak menyelimutinya.

****

Mata kuliah yang sudah dilaluinya membuat Jieun langsung bergegas, meski sebelumnya ia menaruh buku paketnya diloker untuk meringankan tasnya. Namun ia teringat akan Taehyung yang mabuk kemarin, tanpa ragu ia menaruh botol obat penghilang rasa mual tepat diatas loker Taehyung dan berlalu begitu saja.

Tanpa disadari Taehyung yang memang menyaksikan pemandangan tersebut langsung meraih obat tersebut “Waeyo??” gumam Taehyung dengan lirih dan berlalu menuju lobi, hingga langkahnya terhenti mendapati sosok Jieun masih berada dilobi sambil menatap hujan pertama dimusim semi.

Secara perlahan disejajarkan langkahnya dengan Jieun membuat keduanya bertukar tatap, Taehyung sudah dapat menebak bahwa Jieun tidak membawa payung. Tanpa berkata Taehyung berniat membuka ranselnya memberikan payung yang dibawanya, namun seseorang telah menggamit tangannya “Taehyung-ah, aku mencarimu tahu” ujar Nara yang memang mengatakan akan menemui Taehyung dikampusnya.

“Eoh kau sudah datang?” hanya itu yang keluar dari Taehyung dan mencoba melepaskan gamitan, namun Nara mengelengkan kepala dan menguatkan gamitannya.

Melihat hal itu Jieun hanya diam saja, ia pun menatap botol obat yang diberinya tadi pada Taehyung. Namun ia berusaha tidak perduli dan tanpa disadari sosok pria tampan tengah berdiri dihadapannya serta memayunginya. “Jungkook-ah”

“Kajja, aku akan membelikanmu coklat hangat” ujar Jungkook yang langsung mengenggam erat jemari Jieun, membawa pergi gadis ini tanpa menoleh kearah Taehyung sedikit pun.

Mendapati pemandangan tersebut Taehyung tampak gelisah, hatinya terasa tercekat tanpa sadar ia meremas jemarinya. Nara yang sadar akan sikap Taehyung menatap kesal “Kajja, bukankah kita harus ketempat les” ujar Nara menggenggam jemari Taehyung, hanya anggukan yang diberikan Taehyung.

Disisi lain didalam mobil Jungkook menyodorkan coklat hangat yang baru saja dibelinya pada Jieun “Minumlah selagi hangat”

“Gomawoyo” seperti biasa Jieun selalu memberikan senyuman terbaiknya pada Jungkook.

Sambil menatap hujan keduanya menikmati coklat hangat sesekali tersenyum kecil karena rintik hujan yang terlihat indah “Apa kau tahu?” ujar Jungkook tiba-tiba mencairkan suasana

“Mwoya?”

“Hujan pertama dimusim semi, jika kita membuat permintaan itu akan terkabul”

“Jinjjayo?”

“Jinjja.. ibuku mengatakan seperti itu” ujar Jungkook

Jieun tersenyum “Kalau begitu apa permintaanmu dihujan pertama dimusim semi?”

Tidak ada jawaban dari Jungkook, ia hanya menatap Jieun dan tersenyum simpul. Kemudian Jungkook mendekat pada Jieun cukup membuatnya kaget, namun rupanya Jungkook meraih sabuk pengaman dan mengaitkannya dengan sempurna. Akan tetapi ia masih menatap lekat wajah Jieun, jarak keduanya begitu dekat. Hingga Jungkook menjatuhkan kecupan kecil di puncak kepala Jieun dan tersenyum manis “Kajja, aku harus mengantarmu sebelum malam tiba”

Saat itu Jieun hanya mampi mengangguk dan tersenyum sendu pada Jungkook, hatinya sudah benar-benar diambang kebimbangan.

####

Taehyung menatap langit-langit atap kamarnya, pikirannya berkecamuk dengan kebimbangan hati. Kali ini matanya teralih pada bola basket yang diberikan Mark padanya tempo lalu, diraihnya bola tersebut dan berkali-kali ia menatap tulisan tangan dibola tersebut. Tulisan tangan yang sanga ia kenal, namun pertama kali ia melihat sebuah ketidak yakinan. Hingga Mark meyakinkannya.

Setiba dirumah Taehyung ia melempar asal bola basket pemberian Mark. ia merebahkan tubuhnya diranjang dan bergerutu “Aiisshh apa maksud ucapannya, mengembalikan bola pada pemilik asli”

Tidak ambil pusing Taehyung hendak memejamkan matanya, namun sebuah chat terpampang jelas dilayar ponselnya

(Mark)

‘Sudah lihat tulisan pada bola itu?’

Seketika Taehyung mengerutkan keningnya, mendapat chat tersebut. Namun ia pun terarah pada bola basket tersebut dan menatap sebuah tulisan ‘Ya! Kim Taehyung selamat ulangtahun. Bodoh hwaiting ^^’ . taehyung masih terdiam memperhatikan tulisan tersebut, tuisan ini benar-benar tidak asing “Seolma…” pekik Taehyung dan kali ini ia terarah pada ponselnya dan mengirim chat pada Mark.

(Taehyung)

Apa ini tulisan Jieun?

 

(Mark)

Menurutmu?

 

(Taehyung)

Jangan bercanda bodoh!

 

(Mark)

Apa pernah bercanda!?

Sebaiknya kau terliti sendiri

 

Taehyung tidak menjawab ia meraih buku catatan miliknya yang terdapat tulisan Jieun dan “Aniya…..” Taehyung mengelengkan kepalanya, namun ini sangat jelas adalah tulisan Jieun.

Sebenarnnya saat menyadari itu ingin sekali Taehyung menanyakan hal tersebut pada Jieun, bahkan berjuta pertanyaan ingin dilontarkan pada gadis itu. Hanya saja perlakuannya pada Jieun waktu lalu cukup buruk, arah jarum jam menunjukkan pukul 22.00 malam. Hujan sejak sore tidak kunjung surut, bahkan terdengar jelas petir yang bergemuruh. Biasanya dikondisi seperti ini Taehyung selalu menemani Jieun, dimana kala jika lampu padam masih ada Taehyung disampingnya.

(Taehyung)

Kau sedang apa?

Seketika Taehyung sudah mengetik chat pada Jieun, namun kembali dihapus olehnya “Ahhhh, kenapa jadi seperti ini” runtuk Taehyung tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam kondisi saat ini. hingga terdengar jelas gemuruh petir terngiang jelas dan

KLIK

Lampu padam begitu saja spontan Taehyung membulatkan kedua matanya dan beranjak dari kamarnya dengan tergesa menuruni anak tangga. “Taehyung, kau dirumah rupanya? Kupikir kau …..” belum ibunya melanjutkan kata-katanya sudah disahuti Taehyung.

“Arayo eomma, arayo… aku memang akan kerumahnya” ujar Taehyung dengan nada tergesanya.

“Pastikan Jieun baik-baik saja, sudah kukatakan baikan saja. Jika terjadi apa-apa pada Jieun, kau harus bertanggung jawab Kim Taehyung” seru ibunya yang merasa panik mengingat trauma Jieun dan saat itu Taehyung tidak menjawab karena ia sudah meninggalkan rumah ini.

Dengan keadaan basah kuyup Taehyung langsung memasuki rumah Jieun yang gelap gulita, bahkan suara petir kembali menggema. Namun ia hiraukan karena saat ini ia justru mencari sosok Jieun dan “AAAAAAA EOMMA, APPA” teriakan menggema dari arah dapur “AAAAAAAAA”

Taehyung tahu benar siapa yang berteriak, Jieun selalu menjerit ketika lampu padam dan bahkan ketika lampu padam biasanya Taehyung langsung memeluknya erat karena gadis itu akan merasa kepanikan yang fatal. Ketika Taehyung memasuki dapur, betapa pemandangan yang tidak ia sukai terlihat jelas “Jieun-ahhhhhh” pekik Taehyung mendapati Jieun terkapar pingsan karena rasa takut yang tidak terkendali, tanpa ragu Taehyung langsung meraih tubuh Jieun dan membopohnya kekamar untuk memberikan obat penenang. Betapa dirinya ingin meruntuki diri karena keegoisannya ini, andai saja ia melawan ego untuk tetap berada disamping Jieun mungkin hal ini tidak akan terjadi.

“Mian Jieun-ah, mian…..”

*****

Terik matahari yang memantulkan cahayanya memasuki kamar Jieun membuatnya mengerang menyadari pagi sudah tiba, namun tidak seperti biasanya ia merasa seseorang tengah memeluknya. Sedikit ragu Jieun membuka matanya dan mendapati sosok Taehyung yang tertidur disampingnya bahkan memeluknya. Hingga Taehyung pun membuka mata membuat keduanya bertukar tatap, namun saat itu Taehyung justru tersenyum “Sudah bangun?”

Bukan balasan senyuman yang diberikan Jieun, ia justru terbangun dari ranjang “Mwoya?? Kenapa kita…” sedikit terbata Jieun berucap

Taehyung kembali tersenyum “Ya, jangan berpikir yang macam-macam. Kita tidak melakukan hal apa-apa, tidak ingatkah semalam kau trauma kembali?” ujar Taehyung

Saat itu Jieun memutar bola matanya mengingat kejadian semalam..

Malam itu Jieun memang berada diruang tengah dan kedapur untuk memotong buah. Hanya saja tiba-tiba lampu padam, spontan rasa paniknya menyeruak bahkan tidak pelak ia berteriak sekeras-kerasnya “AAAAA”

“EOMMA…’

“APPAA…” tubuhnya melemah dadanya sesak membuatnya tidak dapat menopang tubuh dan terduduk.

Namun jeritan kian dilakukan Jieun “AAAAAAA EOMMA, APPA”

“AAAAAAAAA”perasaan saat itu terpaut jadi satu, kepalanya terasa pening. Hingga ia terjatuh begitu saja kelantai, meski terdengar jelas seruan berasa dari Taehyung terngiang jelas.

Setengah sadar ia merasa tubuhnya sudah diatas ranjang “Jieun-ah, minum ini dulu” samar-samar Jieun mendengar suara Taehyung dan membangunkannya untuk meminum obat.

Semua  terasa samar namun langkah sibuk Taehyung cukup terdengar oleh Jieun, bahkan sangat terasa tangan dingin Taehyung menggenggam erat jemari Jieun membuat perasaan tenang merasukinya. Ia pun setengah sadar Taehyung tidak sengaja terlelap disampingnya karena kelelahan.

 

Jieun mengingat hal itu dan menatap Taehyung “Waeyo? kenapa kau melakukan hal ini?”

Taehyung mengerutkan keningnya “Ne?”

“Seharusnya, kau tidak usah memperdulikanku Kim Taehyung. Bukankah kau mengatakan agar kita mengurus urusan kita masing-masing?!”

Deg!

Taehyung terdiam akan ucapan Jieun “Kau sendiri yang mengatakan akan bersamanya dan mengurus urusan kita masing-masin tanpa campur tangan satu sama lain?”

Semakin dibuat bungkam, Taehyung mengigit bibir bawahnya meremas jemarinya sesungguh ia tidak menyangka Jieun akan berkata seperti ini “Baiklah, jika itu benar-benar maumu. Aku semakin kalau kau….” lidah Taehyung seakan tercekat, tanpa melanjutkan ucapannya Taehyung berlalu meninggalkan Jieun.

Dalam diam Jieun meruntuki ucapannya tadi, namun tersadar suara ponsel berdering di ranjangnya dan cukup disadari nama pada layar ponsel tersebut ‘Nara’. Helaan napas mengiringi Jieun menyadari kalau ponsel Taehyung tertinggal.

####

Deru napas memburu Taehyung sangat terasa, entah perasaannya berkecamuk. Bahkan rasa kecewa menyelimutinya secara kasar ia pun membuka pintu rumah membuat ayah dan ibunya menatapnya heran.

“Waeyo Taehyung-ah” ujar ibunya

Namun Taehyung justru menatap kearah ayahnya “Abojji, apa benar perjodohanku dengan Jieun terancam batal?”

“Kenapa kau bertanya hal itu?” tanya ayahnya

Taehyung menatap serius ayahnya “Kalau begitu batalkan perjodohanku dengan Jieun, dia memang tidak mencintaiku dan biarkan aku menikah dengan Nara” ujar Taehyung spontan membuat ayah dan ibunya tercengang

“Ya! Kim Taehyung, neo michesseo” pekik ayahnya

“Geurae, lebih baik dicintai seseorang yang mencintaiku. Dibanding mencintai seseorang yang tidak akan pernah mencintaiku” tekan Taehyung dengan tatapan kosongnya.

Tanpa disadari sosok yang tengah dibicarakan sedari tadi mendengar semua pembicaraan tersebut “Jieun” pekik ibu Taehyung cukup terkejut Jieun yang berada diambang pintu.

“Ju.. Juisonghaeyo eommoni, abonim. Aku hanya ingin mengembalikan ini” dengan terbata Jieun berucap dan menaruh ponsel Taehyung dimeja dekat pintu, entah kenapa airmatanya jatuh begitu saja dan tanpa berkata apa-apa lagi Jieun berlalu begitu saja.

Tidak kalah terkejut Taehyung menatap tidak percaya ‘Jieun menangis?’ batin Taehyung.

Hingga ayahnya berkata “Tidak kah kau sadar apa yang ia rasakan padamu? Cepat kejar sebelum terlambat, kau yang putuskan semua” seolah menyadarkan Taehyung, tanpa pikir panjang Taehyung mengejar Jieun.

Jieun berlari cepat memasuki rumah dan tidak pelak ia memasuki kamarnya. Mengunci pintu kamarnya rapat-rapat dan benar diluar dugaannya, airmatanya jatuh mengiringi rasa sesak didadanya.

Mendapati Jieun memasuki kamar, Taehyung mencoba mengetuk pintu kamar Jieun “Jieun-ah, bisa kau membuka pintu. Aku akan menjelaskan semuanya” tutur Taehyung tidak digubris oleh Jieun

Dikamar Jieun terduduk dibalik pintu kamar sambil memeluk kedua kakinya, sedang Taehyung seakan mengerti ia hanya mampu terduduk dibalik pintu kamar Jieun. Keduanya terduduk saling mebelakangi dibalik pintu, bergelut dengan pikiran mereka masing-masing “Jieun-ah” Lirih Taehyung menundukkan kepalanya.

“Ucapanku pada ayahku hanya sebuah kekesalanku semata, aku sangat kecewa dengan ucapanmu tadi. Maka tanpa pikir panjang aku mengatakan hal itu pada ayahku.. sesungguhnya…” lidah Taehyung terasa tercekat untuk melanjutkan kata-katanya, bahkan tanpa terasa airmatanya jatuh “Tidakkah kau menyadari perasaanku sebenarnya selama ini, sesungguhnya aku sangat lelah dengan keadaan ini. Selama ini semua ucapan yang kukatakan padamu adalah kenyataan, aku sangat mencintaimu Jieun-ah. Sangat mencintaimu” ujar Taehyung

Dibalik itu Jieun merasa tersengat akan penuturan Taehyung “Mengapa tidak mengatakannya secara serius?”

“Perasaan cinta yang timbul dari persahabatan bukanlah hal yang mudah, jika aku mengungkapkan dengan serius aku takut kau akan menjauhiku dan bahkan mungkin aku tidak dapat melihatmu lagi. Aku tidak ingin hal itu terjadi diantara kita, karena aku benar-benar mencintaimu” Taehyung tak mampu menahan airmatanya, perasaan yang sudah terlalu jauh ini sudah tidak dapat dipendamnya lagi.

Mendengar hal tersebut Jieun mengigit bibirnya dan linangan airmatapun mengiringinya, perasaannya bercampur jadi satu hingga ulasan senyum kecil pun terpaut dibibirnya. Dengan nada bergetar “Neon jinjja baboya….”

****

.

.

.

.

.

.

End

Hallo semua terima kasih sudah setia dengan fanfic look at me selama ini, mungkin ceritanya cukup membosankan.. tapi saya memang nekat untuk memposting fanfic ini, sebelumnya terima kasih untuk semua teman-teman blogger, facebook dan wattpad. Begitu juga dengan author summer yang banyak memberi ide pada saya ketika saya kehabisan ide, saranghaeyo uri chingu  ^^

Bagaimana dengan ending Fanfic ini? masihkah bertanya-tanya?

Epilog?

Season 2?

Ehmmmmm ^^

Satu lagi biar makin menghayati, tonton FMV look at me ending yaa

 

Thanks and love you so much guys ^^

7 thoughts on “Look at me [Chapter 18 END]

  1. Akhirnya saat…jieun tau yg sebenarnya gmna perasaan tae Slma ini…ini udah ending ya???kyakmsh lumb rela nii ff udh endig ajah..
    Aku mlh brhrap jieun bner2 jdian sma tae atau Jungkook…hehehe
    Gomawo authornya…crtanya bner2 ga gebosenin😘😘

  2. Bner2 daebak. Tanggung jawab nih thor. Gw mewek bacany😢😢😢. Gw kebawa suasana antara jieun n Taehyung. Kesannya bner2 WOW deh. Rasany gk rela aja klu udah END. malah endingny kyk gtu lagi. Buka pintu kek Jieunnya langsung meluk. Hehe #abaikan 😃😃
    Sebenarnya mau baca ntar malam aj biar gk mewek. Lah krna gk sabar jdinya gini deh. Moga aj gk batal nih puasa. 😂😂😂 season 2? Okey.. Aku terima. Atau sequel dong thor. 😇😇😇 ne ne..

  3. Aihhhh gantung thorrr
    Bikin epilog kalo nggak season 2 aku selalu bersedia menanti yg penting harus ada sweet moment jieun-taehyung dan mereka harus bersatu #maksa wkwk 😂😂
    Semangat authornim 🙆😊

  4. Akhirnya jieun tau yg sebenarnya 😀 ahh penasaran banget siapa yg akhirnya sama jieun 😦 1 sisi suka jeonjieun 1 nya lagi taejieun… Bingung wehhh 😀 tetap smangat thor, next chapt jngan kelamaan ne? 😀

  5. LAAAHHHH KOOOKK???
    Sebenernya jieun juga suka kaan?? Ayolaaahh belum denger ungkapannya jieun, masa taehyung terus yg bilang cinta, jieun juga dooonng wkwk minimal epilog deehh pleaseeee! Semangaaatttt

Tinggalkan komentar