Nuna.. Marry Me ? [Part 7] Full

nuna marry me part 7 ver2

Author :: Kim RaeMi

Tittle :: Nuna.. Marry Me ?

Genre :: Romance, AU

Rating :: pg 15

Length :: Chaptered

 

Cast ::

Shin Hyemi /Ocs (YOU)

Kim Jongin/KAI  (EXO-K)

Kim Kibum / KEY (SHINee)

Lee HyukJae/ Shin HyukJae/ Eunhyuk (SUJU)

Part 1Part 2Part 3part 4|Part 5Part 6

-Balkon-

Hyemi tidak berniat untuk pulang lebih awal, ia ingin menikmati kediaman Kim yang terkesan cukup nyaman ini. Di balkon yang menghadap kearah kolam renang Hyemi matanya memandang takjub kolam renang berair mancur mempercantik pemandangan di balkon ini.

Berhubung Jongin di sibukkan dengan barang-barang bawaannya dan ada barang tambahan yang ingin di bawanya ke rumah, jadi Hyemi lebih memilih menunggu di balkon. Sedang Eunhyuk disibukkan bermain catur dengan ayahnya Jongin yang di temani ibunya.

Hyemi masih memandangi air mancur pada kolam renang ini “Tempat ini memang tempat yang nyaman” ujar seseorang membuat Hyemi sadar akan lamunanya.

“Kibum oppa” Seru Hyemi mendapati Kibum yang berdiri tepat di sampingnya, ia cukup kaget bagaimana bisa Kibum menghampirinya.

“Kau menyukai tempat ini hyemi?” Tanya sambil tersenyum manis, sungguh makhluk ini sangat tampan sayangnya ia sudah menolak perjodohan terhadap Hyemi.

“Ne, sepertinya aku jatuh cinta pada tempat ini oppa”

“Kalau begitu sering – seringlah main kesini” tawar Kibum membuat senyuman dari bibir mungil Hyemi, Kibum cukup tercengang dengan senyuman Hyemi satu kata di batinnya ‘cantik’.

“Ne oppa”

 

Jongin baru saja selesai merapikan beberapa barang bawaannya, ia menarik asal koper miliknya berniat menghampiri Hyemi yang ia tahu berada di balkon. Sayangnya ketika berada di depan pintu balkon, ia mendapati pemandangan yang membuatnya diam membeku.

Pemadangan dimana Hyungnya tengah berposisi seolah memeluk istrinya, garis bawahilah istrinya. Perasaan tak tentu menyeruak begitu saja di dalam diri Jongin, jemarinya terkepal hebat bak menahan sebuah emosi.

Kesal

Kecewa

Mungkin itu yang dirasakannya, sungguh sulit di artikan untuk dirinya sendiri. Namun melihat hal ini rasa sesak merasuki relung hatinya, seakan tidak terima dengan keadaan ini. Dengan tatapan yang sulit diartikan Jongin yang di ambang pintu balkon ini terus menatap pemandangan tersebut.

“Omg!!” Pekik seseorang di sampingnya, walau pelan namun terdengar jelas oleh Jongin.

Jongin terarah pada orang tersebut yang tidak lain tidak bukan adalah Eunhyuk. Ya, sebenarnya Eunhyuk tengah mencari Hyemi, tapi tanpa sengaja ia melihat Jongin melihat adegan ini dan sangat membuatnya kaget. Sambil membekap mulutnya Eunhyuk menatap pemandangan yang di lihat Jongin sedari tadi.

Sesaat Jongin kembali menatap pemandangan tersebut “Hyung” Suara berat Jongin keluar begitu saja, membuat kedua orang di hadapannya tersadar dengan suara Jongin.

“Jongin” pekik keduanya seolah tidak percaya Jongin dan Eunhyuk berada di ambang pintu dengan tatapan yang sulit diartikan,saat itu juga tersadar dengan posisi keduanya buru- buru mereka menjaga jarak satu sama lain.

Perlahan namun pasti Jongin menghampiri mereka yang diikuti Eunhyuk dari belakang, mata Jongin berpusat pada kedua orang di hadapannya. Mendapati hal ini Hyemi hanya dapat diam membeku, Sangat kentara dari kasat mata Hyemi tatapan Jongin berbeda dari bisanya, tatapannya sangat menusuk.

Kibum pun sadar tatapan Jongin yang menusuk itu seolah terpusat padanya, tatapan ini tatapan yang biasa di berikan Jongin pada ayahnya ketika dirinya di bandingkan oleh Kibum, tatapan menuntut seolah tidak terima.

Tepat di hadapan keduanya Jongin masih dengan tatapan yang sama menusuk, namun tatapan tersebut berpusat pada Kibum. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia menarik kasar tangan Hyemi meninggalkan balkon ini, mendapati hal ini ingin Hyemi protes namun tatapan Jongin membuatnya diam membeku alhasil ia hanya dapat menuruti gerak langkah Jongin berjalan.

Kibum pun hanya diam saja mendapati hal yang singkat ini namun mengena di benaknya, tatapan menusuk Jongin tadi sangat terekam jelas dibenaknya.

Eunhyuk sedikit menarik sebelah bibirnya membentuk senyuman yang sulit diartikan “Kau sedang tidak berusaha untuk merebut Hyemi dari Jongin kan?” Tanya Eunhyuk tiba-tiba membuat Kibum sadar kalau di balkon ini tinggal mereka berdua.

Kibum tidak menjawab ia hanya mengerutkan alisnya pada Eunhyuk “Kenapa? Apa kau menyesal sudah melepas Hyemi !?” kembali sebuah pertanyaan terlontar dari mulut Eunhyuk.

Kali ini Kibum menatap Eunhyuk “Apa yang kau bicarakan hyung?” Kibum justru bertanya balik dan bagi Eunhyuk ini sebuah elakan dari seorang Kibum dengan bertanya balik.

Eunhyuk sedikit tersenyum tipis dan menatap Kibum “Meski kau tidak mengakuinya, aku bisa melihat bagaimana tatapanmu terhadap Hyemi” Setelah berucap Eunhyuk berlalu begitu saja dari hadapan Kibum.

Kibum diam membeku mencerna tiap bait kata yang terlontar dari mulut Eunhyuk, untuk pertama kalinya ia melihat Eunhyuk berucap dengan keseriusan dan sebuah kalimat yang menusuk hatinya.

####

“Ya,sebenarnya kau ingin membawaku kemana!?” sedari tadi Hyemi cukup bergerutu namun tidak di hiraukan oleh Jongin “Jongin aisshh—“ Hyemi tidak bisa berbuat apa-apa karena genggaman tangan Jongin sangat erat.

Genggaman Jongin kian menguat dan ia terus menarik tangan Hyemi entah kemana. Hyemi tidak bisa berbuat apa – apa ia mengikuti derap langkah Jongin dari belakang, dengan genggaman kuat yang seolah mengunci pergelangan tangan Hyemi.

“Hei berhenti menarikku, ini sakit” protes Hyemi yang merasakan sakit akan genggaman erat Jongin, sesaat Jongin melepaskan genggamannya dan cukup disadari oleh Hyemi kali ini mereka berada di depan halaman rumah.

“Kalau ingin mengajakku pulang tidak dengan cara seperti ini, seharusnya kita berpamitan dulu pada orangtuamu” kesal Hyemi dengan tindakan Jongin kali ini dan ingin masuk kedalam rumah kembali. Namun reflek Jongin sangat cepat, ia menahan Hyemi yang ingin memasuki rumah itu.

“Apa yang Kibum hyung lakukan padamu tadi!?” tiba-tiba Jongin mengucapkan kalimat tersebut sukses membuat Hyemi bingung. “Hah?”

Kata itulah yang keluar dari mulut Hyemi, ia memang tidak mengerti maksud pertanyaan Jongin tadi yang secara tiba-tiba itu.

Jongin menghelakan napas kesalnya karena Hyemi tidak menangkap ucapannya tadi “Aku ingin pulang!!!” kembali Jongin menarik tangan Hyemi.

“Chanka” sela Hyemi tiba-tiba membuat Jongin menatapnya “Memang kita mau pulang naik apa selarut ini?”Jongin hanya menatap yeoja di hadapannya ini dan disadari oleh Hyemi tatapan Jongin kali ini sangat horror.

“TAXI” ujar Jongin penuh penekanan membuat Hyemi membulatkan matanya mendapati ucapan Jongin yang meninggi 2 oktaf.

Ia heran ada apa dengan Jongin, kenapa tiba-tiba anak ini seolah marah padanya tanpa sebab. Batin Hyemi terus menatap curiga pada Jongin.

Kembali Jongin menarik tangan Hyemi, namun Hyemi lagi – lagi menahannya “Bagaimana kalau kita tunggu Eunhyuk oppa mengantarkan kita, otthe?” kali ini benar – benar di rasakan oleh Hyemi tatapan Jongin sangat horror.

“SHIREO” Tekan Jongin

“Wae?”

“SHIREO, SUDAH KU BILANG NAIK TAXI.. TAXI” kembali Jongin mengeluarkan kalimat penuh penekanan dan ..

GLEG !

Hyemi menelan ludahnya dalam – dalam, ia semakin bingung dengan perubahan sikap Jongin “YA! Tidak bisa kau mengecilkan suaramu? Hah” kali ini Hyemi pun cukup kesal dengan sikap Jongin.

Jongin menatap tajam Hyemi “Suka-suka, apa masalahmu? Hah” Hyemi mengerutkan alisnya dengan perkataan Jongin.

“Ya sebenarnya kau ini kenapa? Marah – marah tidak jelas seperti ini” Hyemi cukup pusing mendapati sikap Jongin yang terkesan kekanak-kanakan ini.

“Aku ingin pulang, pokoknya aku ingin pulang” Hyemi terdiam dengan kalimat penuh penekanan Jongin, mendapati reaksi diam Hyemi “Aiisshh bawakan koperku, palliwa” Jongin berjalan membelakangi Hyemi begitu saja.

Sedang Hyemi menatap bingung Jongin yang berjalan mendahuluinya, terlihat Jongin tengah mengacak-acak rambutnya sendiri seolah tengah kesal “Ada apa dengan bocah ini sebenarnya” Gumam Hyemi masih beridir di tempat yang tadi.

Jongin yang menyadari Hyemi masih berdiri di tempat “Aiisshh Shin Hyemi kau—“ Jongin menggantungkan kalimatnya, berjalan kearah Hyemi dan tanpa mengucapkan sepatah katapun ia menarik tangan Hyemi lagi (?).

Sungguh Hyemi di buat bingung dengan sikap Jongin kali ini, ada apa dengan Jongin sebenarnya ia tidak mengerti dengan perubahan sikap Jongin yang Childish.

“Aiisssh kenapa para yeoja tidak pernah peka” Gerutu Jongin sendirian, namun cukup di dengar jelas oleh Hyemi dan sukses membuatnya menatap Jongin tanpa sepengetahuannya.

***

Pagi ini Hyemi tengah menyiapkan sarapan, dimana sekarang ia masih bergelut dengan roti panggang buatannya dan susu. Namun manik matanya tertuju pada sebuah jam dinding yang bertengger jelas di rumahnya ini.

“Setengah delapan !?” ia sedikit mengerutkan alisnya “Bocah itu belum turun juga, apa belum bangun? Apa anak itu tidak berniat untuk kesekolah?” ia menyadari kalau Jongin yang belum turun ke bawah untuk sarapan.

Tadinya ia ingin membangunkan Jongin, namun ucapan di masa lampau masih terngiang jelas di benak Hyemi membuatnya mengurungkan niat membangunkannya. Terlebih lagi semalaman Jongin marah – marah tidak jelas sampai di rumah pun ia tidak berbicara apa-apa dan memasuki kamarnya, Hyemi bingung sebenarnya ada apa dengan Jongin.

Hyemi menaruh beberapa roti panggang yang sudah di buatnya dan susu untuk Jongin kalau ia sudah turun seraya sarapan. Ketika Hyemi ingin duduk tiba-tiba saja dari anak tangga terdengar jelas gemuruh langkah kaki tergesa – gesa dan ..

“YA, HYEMI NOONA..” suara berat dan lantang ini terdengar jelas di telinga Hyemi, ia menatap tidak percaya pada Jongin.

Kenapa? Terlihat Jongin tidak mengkancingkan kemeja sekolahnya , terlebih lagi Jongin tidak mengenakan kaus dalam sama sekali membuat dada bidangnya terekpos jelas di kasat mata Hyemi dan ia pun masih menenteng sepatu.

“Kau sudah bangun? Kancingkan pakaianmu itu” ujar Hyemi dengan santainya mengkontrol diri untuk tidak melihat dada bidang Jongin dan abs yang sedikit sudah terbentuk itu, namun si lawan bicara justru menatap tajam dan menghampirinya.

BRUGGG

Jongin menjatuhkan sepatunya dan memakainya asal, namun ini sukses membuat Hyemi kaget karena sekarang Jongin berada di hadapannya dengan dada bidang yang terekspos dan itu terlihat jelas di mata Hyemi.

“Ya, kenapa kau tidak membangunkanku? Noona” penuh penekanan Jongin mengucapkan kalimat tersebut, Hyemi tidak menatap kearah Jongin.

“Kancingkan seragammu” Hyemi justru memberi perintah pada Jongin bukan menjawab pertanyaan Jongin tadi.

“Kau tidak menjawab pertanyaanku. Kenapa kau tidak membangunkanku Shin Hyemi!?” Hyemi menatap kesal Jongin.

“Aiisshh bocah ini pagi – pagi sudah memberi keributan” gerutu Hyemi dengan kesalnya dan melanjutkan ucapannya “Tidak ingat ucapanmu saat aku membangunkanmu di waktu lalu, bukankah kau bilang jangan pernah membangunkanku lagi? Hah ? apa kau tidak ingat Kim Jong-in”

DEG

Jongin terdiam seketika memutar bola matanya mengingat sesuatu yang memang pernah ia katakan “Kancingkan seragammu, palli” Jongin menatap sinis Hyemi yang memerintahnya itu dan ia hanya mengancingkan tiga kancing dari bawah tanpa mengancingkan beberapa kancing di atasnya, membiarkan sedikit dada bidangnya terekpos.

“Tsk! Mulai sekarang kau harus membangunkanku, arrasseo Shin Hyemi” dengan penekanan di akhir kalimat Jongin mengucapkan kalimat tersebut.

“Kau memerintahku?” ujar Hyemi yang di balas jawaban lantang oleh Jongin “Gheure, karena kau istriku”

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Jongin ingin pergi begitu saja dari hadapan Hyemi “Ya, Oddie?” pertanyaan Hyemi membuat langkah Jongin tertahan.

“Sekolah memangnya kau pikir kemana lagi”

“Kau tidak ingin sarapan lebih dulu?”

“Ani” dengan tergesa-gesa Jongin ingin meninggalkan tempat ini, namun …

“Kim Jongin-ya” suara itu lagi menahan Jongin untuk melangkah, berbedanya Hyemi mengucapkan kalimat terdengar sedikit lembut membuat Jongin membalikkan tubuhnya kearah Hyemi. Terlihat jelas Hyemi berjalan kearahnya.

“Ya, tidak bisa. Kau berpakaian rapi untuk kesekolah?” Tanya Hyemi, namun Jongin diam membeku menerima perlakuan Hyemi kali ini.

Bagaimana tidak!?

Sekarang Hyemi tengah mengancingkan seragam sekolah Jongin dan ini sukses membuat darahnya berdesir seketika. Hyemi melanjutkan menutupi kancing yang belum tertutup, mendapati hal ini Jongin teringat saat di bali.

GLEG!

Ia menelan ludahnya dalam – dalam mengingat kejadian lalu, kejadian dimana ia melepaskan pakaian Hyemi dan menghasilkan pikiran kotor merasukinya. Sesaat ia pun menatap bibir mungil Hyemi yang sekarang jaraknya tidak jauh dari kasat matanya.

Kembali ia teringat di bali ketika ia berusaha menghangatkan Hyemi, lagi – lagi Jongin menelan ludahnya dalam – dalam. Ia benar-benar merasakan tubuhnya menegang hebat berhadapan dengan ‘noona’ satu ini dan perlakuan Hyemi membuat Jongin melunak dengan kekesalannya tadi.

Aroma cheriblossom dari tubuh Hyemi, sangat tercium jelas dari cuping hidung Jongin. Aroma ini membuat Jongin mengigit bibir bawahnya menikmati perfume cheriblossom yang di pakai Hyemi.

“Sudah rapi, kan kalau seperti ini kau akan terlihat tampan” ucapan Hyemi membuat Jongin tersadar dari lamunannya tadi dan mengelengkan kepalanya agar pikiran kotor tidak merasuki dirinya lagi.

“Kau sedang menggombal padaku? apa kau mulai tetarik padaku?” entah ucapan itu keluar begitu saja dari mulut Jongin sukses membuat Hyemi menatap tajam.

“Aiisshh bocah ini.. Aku hanya memujimu dan itu sekedar membuatmu senang saja bocah” mendapati hal ini Jongin mengerucutkan bibirnya kesal “Ya, lain kali kalau sekolah kenakan kaus dalam. Jangan mengumbar bagian tubuhmu itu” Hyemi menunjuk kearah dada bidang Jongin.

“Wae? Apa kau cemburu?” Jongin memicingkan matanya kearah Hyemi menatap curiga.

Hyemi mengeleng cepat “Aniyo, aiissh. Cepat pergi bukankah kau terlambat, palli” menyadari waktu sudah menunjuk pukul 08:00 Jongin membulatkan matanya.

“Aiisshh, kenapa tidak mengatakan sedari tadi. Aku sudah sangat terlambat iisssshh” Jongin berjalan tergesa-gesa, namun disisi lain perasaan tenang merasukinya mengingat perlakuan Hyemi tadi padanya dan tanpa sadar ia menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman.

Hyemi  mengelengkan kepalanya mendapati Jongin yang bersikap seperti itu. Sikap Jongin bisa berubah – ubah dengan suasana hatinya itu yang ada di pikiran Hyemi.

*****

“Ya, Jongin. Aku dengar kau baru pulang berlibur, apa benar ?” Tanya Sehun teman Jongin ketika ia baru memijaki kaki di kantin sekolahnya.

“Gossip dari mana aku berlibur?” Jongin menatap satu persatu teman-temannya.

“Banyak yang mengatakan begitu dan orangtuamu pun mengatakan kau liburan ke bali” ujar Chanyeol

“Sudah katakan saja kalau kau berlibur dan kami menagih oleh – oleh darimu” ujar Luhan memicingkan matanya pada Jongin.

Jongin hanya mengerutkan alisnya dan mengelengkan kepalanya “Tidak, aku tidak berlibur”

“Lalu?” serentak ketiga temannya ini.

“Aku bulan madu” Jawab Jongin santai sambil menyeruput orange jus milik Sehun.

Hening ~

Seketika keadaan mendadak hening mendengar ucapan Jongin, namun sesaat kemudian “HAHAHAHAHAHA” tawaan meledak dari mulut ketiga temannya ini.

“HAHAHAHAHA kau sedang bergurau kan Jongin HAHAHA” Sehun tertawa terbahak – bahak.

“Bulan madu? HAHAHAHAHA” Chanyeol pun terawa terpingkal sambil menepuk meja beberapa kali.

“Lelucon macam apa itu, bulan madu HAHAHAHA” Luhan tidak bisa menahan tawanya mendengar ucapan Jongin yang baginya sangat ‘impossible’.

Sedang Jongin hanya menatap teman-temannya ini “Ada yang lucu?” Tanya Jongin dengan tatapan horornya dan di sadari ketiga temannya ini, sukses membuat gelak tawa yang lain terhenti seketika.

“Ya, kalau membuat lelucon jangan hal yang mustahil seperti itu Jongin” ujar Sehun

“Bilang saja kalau kau tidak ingin memberi kami oleh – oleh dari bali, makanya kau membuat lelucon seperti itu” ujar Luhan

“Bisa kau memberikan lelucon yang bermutu dan kejelasan yang pasti, hal mustahil kau jadikan lelucon. Kita masih sekolah pikiran masih pendek untuk bulan madu .. apa itu hahahaha” Chanyeol terus bersua tidak percaya, begitu juga dengan kedua teman yang lainnya memang tidak percaya sama sekali ucapan Jongin tadi.

Sedang Jongin tidak menghiraukan bagaimana pendapat teman – temannya ini, ia tidak perduli sekali pun teman – temannya tidak mempercayai ucapannya tadi.

“Jongin oppa, ini untukmu” tiba-tiba beberapa yeoja menghampiri Jongin dan memberikan berbagai hadiah yang tidak ia ketahui apa isinya. Hal ini sudah kesekian kali baginya menerima hadiah dari para yeoja – yeoja, padahal ia tidak menginginkannya dan satu hal ia hanya menanggapi datar para yeoja – yeoja ini.

“Ya, lebih baik kau urusi saja hadiah para yeoja itu. Jangan mengurusi apa tadi?” Chanyeol menggantungkan kalimatnya dan berseru kembali “Bulan madu  HAHAHAHAHAHAHA impossible”

Masih saja teman – teman Jongin menertawakannya tidak mempercayai ucapannya tadi dan Jongin tetap memandang datar teman – temannya ini seolah tidak perduli.

####

“2 hari lagi?” Gumam Jirin menatap layar laptopnya membaca pengumuman magang.

“Apa yang 2 hari lagi Jirin-ah?” Tanya seseorang dengan tiba-tiba dan cukup di sadari oleh Jirin berada di sampingnya. Ia menoleh kearah orang tersebut dan mendapati seorang namja yang tidak asing lagi baginya tersenyum innocent memamerkan deretan giginya yang putih.

“Aiisshh Eunhyuk oppa, kenapa kau selalu datang tiba-tiba tanpa di undang? Hah” kaget Jirin mendapati Eunhyuk yang sudah di sampingnya.

Eunhyuk kembali dengan senyuman andalannya “Aku kan kesini hanya—“ ucapan Eunhyuk terpotong begitu saja dengan isyarat Jirin yang menahan tangannya tepat di hadapan Eunhyuk, mengisyaratkan agar Eunhyuk berhenti berbicara.

“Chankaman, apa kau kesini hanya mau mengatakan untuk memastikan aku tidak merindukanmu? O-p-p-a” penuh penekanan Jirin mengucapkan kalimat tersebut dan sukses membuat Eunhyuk tersenyum puas.

“Memang benarkan? Kau merindukanku? Ahhh apa kau sudah menyukaiku? ” sepertinya lelucon yang di berikan Eunhyuk keluar kembali. Pikir Jirin saat ini

Jirin menghelakan napasnya, namun Eunhyuk menyenggol lengan Jirin “Benarkan? Katakan saja kalau kau menyukaiku? Kau pun sebenarnya senang kan aku ke kampusmu ini?” Jirin hanya menatap datar Eunhyuk “Aahhh kau terlihat lucu dengan tatapan datarmu ini”

Kali ini Eunhyuk mencubit pipi Jirin dan memainkannya bak permen yang kenyal, namun dengan cepat Jirin menepis tangan Eunhyuk “Arrrgggtttttt Oppa, kau membuatku gila. Berhenti dengan leluconmu itu” Jirin mengacak –acak rambutnya sendiri merasa frustasi berhadapan dengan namja satu ini.

Eunhyuk hanya menatap polos Jirin dengan ciri khasnya “Jinjayo? Aku membuatmu gila? Omo Jirin apa pesonaku ini membuatmu menggilai akan cintaku?” ujar Eunhyuk

Mendapati hal ini Jirin tidak tahu harus berkata apa, harus memiliki mental yang kuat apabila berhadapan dengan namja ini. Ia benar-benar frustasi berhadapan dengan Eunhyuk “Oppa kau membuatku frustasi, jebal berhenti membuat lelucon seperti itu” dengan frustasi Jirin menarik ujung rambutnya yang panjang dan menatap horror Eunhyuk.

“Omg Jirin, tidak seharusnya kau Frustasi. Kalau kau menyukaiku, kau bisa mengatakan padaku sekarang juga. Aku akan mengabulkan permintaanmu (?)” kembali Eunhyuk mengeluarkan lelucon yang sulit di jangkau oleh Jirin.

Jirin menghelakan napasnya kembali, belum sempat ia ingin menjawab ucapan Eunhyuk tiba – tiba sebuah suara mengangetkan kedua orang ini “Ya, Jirin, Eunhyuk oppa. Apa yang kalian lakukan?”

“Hyemi?” pekik keduanya menyadari Hyemi yang berada di hadapannya. Hyemi menatap satu persatu dari keduanya entah apa yang di pikirkannya.

“Kalian berdua?” Hyemi menunjuk keduanya saling bergantian dan Jirin yang mengerti pikiran Hyemi langsung melontarkan sebuah kalimat.

“Jangan salah paham, kau tanyakan saja padanya” Jirin menunjuk kearah Eunhyuk membuatnya membulatkan matanya.

“Wae? Ada apa ? kenapa menunjuk padaku?” Justru sekarang Hyemi menatap tajam Eunhyuk yang terlihat mencerugikan bagi adiknya ini.

“Aiiisshh oppa , apa kau kesini untuk menggoda mahasiswi di kampusku ini? Dan apakah kau berusaha menggoda Jirin?”

“Aniyo, justru temanmu yang merasa rindu apabila tidak melihatku” Eunhyuk melontarkan leluconnya kembali.

Hyemi menatap kearah Jirin “Jangan percaya, tidak sadar oppamu ini penuh dengan sejuta lelucon” Jirin menyilangkan kedua tangannya.

Hyemi menganggukan kepalanya mengerti “aku memang tidak percaya padanya, oppa lebih baik kau godai yeoja lain sana” titah Hyemi membuat Eunhyuk menatap kesal adiknya.

“Kau mengusirku?” Tanya Eunhyuk

Hyemi mengangguk mantap “Gheure, ka , ka” Hyemi melambaikan tangannya memberi isyarat agar Eunhyuk segera pergi.

“Adik kurang ajar” gumam Eunhyuk yang sudah berdiri dan ia menatap kearah Jirin “Jirin kalau kau merindukanku, kau bisa menekan tombol 1 di ponselmu. Oke” setelah mengucapkan kalimat tersebut Eunhyuk berlalu begitu saja dari hadapan dua yeoja ini.

Sedang Jirin memperhatikan ponselnya “MICHESSEO!!!!! Dia mengubah panggilan nomor ponselnya menjadi nomor 1” pekik Jirin di sambut gelak tawa Hyemi, karena ia pun sudah tidak asing dengan tindakan Eunhyuk yang sesuka hati.

#####

Kibum menatap kosong gantungan beruang yang ada di hadapannya, pikirannya kali ini melayang tak menentu. Bayangan kejadian tadi malam terekam jelas di benaknya, ia teringat dimana Hyemi ingin terjatuh dan di raih olehnya.

Terlebih lagi dengan tatapan Jongin yang menusuk tadi malam itu pun terekam di benaknya. Ia pun tidak mengerti kenapa bayangan tadi malam teringat lagi olehnya, terutama bayangan wajah Hyemi kenapa tiba – tiba terbesit begitu saja di benaknya.

Kibum mengelengkan kepalanya menyadarkan dirinya sendiri dari lamunannya ini “Apa yang kau pikirkan Kibum” kembali Kibum mengelengkan kepalanya.

Tok tok tok

Ia sadar ada yang mengetuk pintu ruangannya, tanpa basa-basi ia menyuruh orang tersebut memasuki ruangannya “Masuklah”.

Ia tersenyum simpul mendapati namja yang sangat ia kenal “Wae Jonghyun? Apa ada kabar baru mengenai anak magang di kantor ini?” ujar Kibum seolah mengerti apa yang ingin di bicarakan Jonghyun.

“Ne, aku berniat membicarakan itu sajangnim. Kami sudah memilih 10 dari ratusan mahasiswa yang interview”

“Lalu?”

“10 mahasiswa pilihan yang berat dan 2 hari lagi pengumuman yang di terima di kantor ini”

Kibum menatap Jonghyun dan tersenyum simpul “Jonghyun-ssi, aku percaya padamu. Kau akan memilihkan 5 mahasiswa terbaik dan cocok dengan pekerjaan ini” Jonghyun tersenyum simpul.

“Gomawo sajangnim kau sudah mempercayaiku, walau pilihan yang berat. Tapi aku akan berusaha memilih yang terbaik”

“Kerja yang bagus Jonghyun” Kibum kembali tersenyum simpul.

“Sajangnim sebentar lagi rapat dengan Mr.Jang akan di mulai” memang selama Kibum tidak mempunyai sekertaris Jonghyun lah yang mengurus jadwal miliknya.

“Ne, nanti aku akan menyusul” tidak berkata apa – apa lagi Jonghyun meninggalkan ruangan Kibum.

Sedang Kibum kembali menatap gantungan beruang yang ada di hadapannya dan mengehelakan napas beratnya. Sulit di artikan !

******

Jongin berjalan santai memasuki rumah orang tuanya, pulang sekolah ia memutuskan untuk ke rumah orangtuanya. Karena dapat di pastikan olehnya kalau ia pulang ke rumah, ia akan sendirian mengingat Hyemi yang masih berada di kampusnya.

Seulas senyuman mengembang ketika ia melihat sosok orang yang di cintainya itu tengah sibuk dengan beberapa tangkai bunga mawar, sedikit mengendap Jongin berjalan menghampiri ibunya dan perlahan namun pasti ……

“Eomma…” Jongin memeluk ibunya dari belakang dan bergeliat manja, hal yang biasa di lakukan Jongin pada ibunya ini.

“Eoh? Jongin-ah” sadar ibunya mendapati anak bungsunya sudah memeluk manja. Jongin tersenyum simpul dengan sikap ibunya yang langsung menghentikan aktifitasnya.

“Eomma.. Bogoshipoyo” sambil memeluk seraya menggerakan tubuh ibunya kekiri dan kekanan Jongin bersikap manja. Namun reaksi berbeda dari mimik wajah ibunya yang sekarang menatapnya tajam.

“Bogoshipo, bogoshipo. Lepaskan” ibunya berusaha melepaskan pelukan Jongin ini.

“Wae? Kenapa menyuruh aku melepaskannya. Sudah tahu anakmu ini merindukan ibu tercintanya” Jongin melepaskan pelukan dan menatap ibunya.

“Aiisshh jangan berusaha menggobal pada ibumu sendiri” sedikit jeda ibunya berucap seperti tadi dan menatap curiga Jongin “Ya, apa kau sering menggombali Hyemi istrimu?” ledek ibunya sukses membuat Jongin mengerutkan alisnya.

“Eomma, apa yang kau bicarakan? Iisshh” ibunya hanya tersenyum simpul dengan reaksi Jongin yang sulit di artikan namun di pahaminya.

“Aiisshh sudah kuduga akan seperti itu, seharusnya kau sedikit saja memujinya dan bukan berarti itu sebuah gombalan. Setidaknya dengan sedikit memuji kebaikan istrimu itu cukup baik untuk suami. Terkadang perasaan tidak dapat di ungkapkan dengan kata – kata, namun sesungguhnya sebuah tindakan, perilaku, mimik wajah dan pandangan dapat mengisyaratkan sesuatu yang terkandung di dalamnya”

Jongin mencerna tiap bait kata yang terlontar dari mulut ibunya “Kau harusnya bersyukur Jongin, kalau tidak ada Hyemi mungkin appamu sudah memarahimu. Karena kau asal pulang saja waktu lalu”

DEG!

Napas Jongin terasa tercekat mendengar satu kata Appa, ia sadar benar dimana ia asal pulang tanpa berpamitan pada orangtuanya itu dan mengajak Hyemi pulang begitu saja “Eomma itu—“ ucapannya terpotong karena ibunya tersenyum dengan damainya.

“Kau tidak perlu khawatir Jongin, Hyemi sudah menjelaskan semuanya. Ketika ia sampai rumah ia menghubungi kami dan meminta maaf.  Hyemi bilang, ia yang mengajak kau pulang dengan paksa karena alasan yang memang masuk akal. Dia banyak tugas dan masuk kuliah pagi, appa pun memahami alasan Hyemi demi pendidikannya itu.”

Jongin tercengang dengan penjelasan dari ibunya dan memang baru di ketahui olehnya “Dia mengatakan kalau dia yang memaksa aku untuk pulang!?”

“Ne, wae?”

Jongin mengelengkan kepalanya “Aniyo eomma” sedikit menyangkal namun padangannya kosong menatap bunga mawar putih di hadapannya ‘padahal aku yang memaksanya pulang, kenapa Hyemi mengatakan hal demikian pada ayahnya’ batin Jongin.

Ibunya yang tersenyum simpul memandang Jongin yang diam saja “ Terkadang orang yang tidak terlihat memperdulikan kita, sesungguhnya menopang keperdulian di belakang. Lebih baik hal yang tidak terlihat di banding hal yang terlihat namun tidak ada ketulusan.”

Jongin mengerutkan alisnya mendapati ucapan ibunya yang bermakna klasik, namun sulit di pahaminya “Eomma, bisa kau tidak berkata dengan kata – kata isyarat?”

Ibunya kembali tersenyum “Jika kau pintar, kau dapat mengerti makna yang terkandung dalam kata – kata tersebut Kim Jongin.” Hanya hela napas yang keluar dari mulut Jongin, ia sadar benar ucapan ibunya yang sederhana terdapat kandungan makna tersendiri. “Heii.. tidak kah kau menjemput Hyemi istrimu di kampus?” lanjut ibunya

Jongin menatap ibunya penuh Tanya “Mwo? Menjemputnya!?”

“Tentu saja kau suaminya, setidaknya sedikit waktu yang kosong kau luangkan untuk istrimu. Memangnya kau mau, kalau istrimu tiba – tiba di antar namja lain!?” ucap ibunya seolah melantun ledekan pada Jongin.

“Hrrr…” hanya desisan yang keluar dari mulut Jongin seolah tidak suka dengan ledekan tersebut, ia meraih ransel dan membelakangi ibunya.

“Oddie?” Tanya ibunya sadar akan anak bungsunya ini sudah membelakanginya.

Jongin sedikit membalikkan tubuhnya mendengar pertanyaan ibunya “Tentu saja menjemputnya, bukan kah eomma yang menyuruhku untuk menjemputnya.”

“Arasseo, hati – hati nak” tidak berkata apa – apa Jongin mengangguk mantap dan meninggalkan kediaman Kim ini. Sedang ibunya masih memandangi punggung Jongin sampai ia benar – benar sudah menghilang “Katakan saja kalau kau tidak mau istrimu di antar pria lain Jongin, walau umurmu jauh lebih muda dari Hyemi. Aku yakin seiringnya berjalan waktu kau dapat bersikap dewasa” ibunya tersenyum simpul.

#####

Hyemi dan Jirin baru saja selesai dari perkuliahannya, mereka berjalan santai menuju lobi fakultas. Di sela – sela perjalanan Jirin berucap “Ingat besok pengumunan dari perusahaan amigo”

Hyemi sontak memutar bola matanya hampir melupakan akan hal tersebut “Kau benar Jirin, tapi aku tidak yakin akan di terima.” Hyemi sedikit menghelakan napas beratnya.

“YA, jangan hanya karena banyak mahasiswa yang daftar kau jadi pesimis seperti ini. Tidak ingat ucapanmu dulu padaku, ketika aku mendapatkan IP rendah kau mengatakan padaku ‘Segala usaha yang di lakukan tidak ada yang sia-sia, meski itu memilukan’.”

Hyemi memandang Jirin penuh makna, ia paham benar penuturan sahabatnya ini “Kau benar Jirin, terkadang sebuah realita tidak memenuhi kriteria yang ada.”

Jirin tersenyum mendengar penuturan Hyemi “Great. Jangan menyerah sebelum berperang” tawaan kecil keluar begitu saja dari kedua sahabat ini, memberikan kehangatan di setiap senyuman mereka.

Namun dari jarak yang lumayan Jauh keduanya menyadari ada yang memanggil Hyemi. “Hyemi, Hyemi-ah” seru seorang namja menghampiri mereka berdua.

“Eoh? Kim Himchan sunbaenim, waeyo?” sadar Hyemi mendapati sosok namja yang sudah ada dihadapannya ini.

“Aku ingin mengembalikan buku ini, gomawo ” tuturnya sambil menyodorkan sebuah buku, Hyemi sadar benar buku itu buku management yang beberapa lalu di pinjam seniornya ini.

“Ahhh ne, kau sudah selesai meminjamnya?” Tanpa ragu Hyemi meraih buku tersebut.

“Tentu saja, kalau belum selesai bagaimana mungkin aku mengembalikan padamu.” Tawa renyahnya membuat Hyemi dan Jirin ikut tertawa “Sebagai tanda terima kasihku, aku akan menggantarmu pulang Hyemi. Otte?” Lanjutnya.

Sontak Hyemi dan Jirin membulatkan kedua matanya kaget akan penuturan Himchan, keduanya pun saling bertukar pandang satu sama lain.

“Mwo? Menggantarku pulang?” pekik Hyemi masih tidak percaya.

“Ne, wae? Aku hanya ingin berterima kasih padamu.” Ujar Himchan kembali membuat Hyemi dan Jirin saling bertukar tatap.

“Ahhh arasseo , keunde—“ Hyemi bingung harus menjawab apa, ia melemparkan pandangan pada Jirin seolah memberikan isyarat ‘apa yang harus ku katakan?’.

Jirin paham benar pandangan Hyemi saat ini “Igo… Himchan Sunbaenim—“ belum Jirin melanjutkan kata-katanya.

“Ya, SHIN HYEMI” suara itu membuat Jirin menghentikan kata-katanya tadi, sontak ketiga orang ini tertuju pada suara tersebut.

“Jongin” sadar Hyemi dan Jirin mendapati Jongin yang sekarang ada di hadapan mereka.

Ya, Jongin baru saja memijaki kakinya di kampus Hyemi dan mendapati sebuah pemandangan dimana Hyemi tengah berbicara dengan namja, entah kenapa ia seolah tidak suka dengan pemandang tersebut. Jongin pun sedikit teringat akan ucapan ibunya tadi “Memangnya kau mau, kalau istrimu tiba – tiba di antar namja lain” kata itu yang terngiang jelas di benak Jongin, maka dari itu ia langsung menghampiri ketiga orang ini.

“Ya, bocah. Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Hyemi yang cukup kaget akan kehadiran Jongin secara tiba-tiba.

“Issshh tentu saja menjemputmu, memang siapa lagi Shin Hyemi” jawab Jongin penuh penekanan.

“Omo Hyemi, apa dia adikmu? Kenapa tidak memanggilmu tanpa embel-embel noona?” ujar Himchan asal berbicara membuat semua sontak terarah padanya, Jirin dan Hyemi yang mendengar ini menahan tawanya.

Tidak dengan Jongin menatap tajam Himchan “Kau kira aku adiknya? Aku bukan adiknya, melainkan S–“ belum melanjutkan ucapannya mulut Jongin sudah di bekap lebih dulu oleh Hyemi, membuat Jongin menatapnya tajam.

“Hehe mian, tadi ada lalat dekatmu” dusta Hyemi sambil melepaskan bekapan mulut Jongin, namum Jongin sadar benar kenapa Hyemi membekap mulutnya dengan tiba-tiba seperti tadi.

Himchan sedikit mengerutkan alisnya mendapati pemandangan ini, namun ia tidak menghiraukan “Ahhh apa kalian sepupuan, lantas saja Jongin tidak begitu formal memanggilmu noona” tebak Himchan membuat ketiga orang dihadapannya mengerutkan alisnya.

“Himchan Sunbae, memang kenapa kalaupun Jongin adiknya atau sepupunya?” ujar Jirin

“Ghwencanayo, dia namja yang tampan. Setelah ku perhatikan ia terlihat cocok dengan adikku, apa kau mau ku kenalkan dengan adikku? Dia pun masih sekolah.” Tutur Himchan membuat tiga orang ini membulatkan mata mereka tidak percaya.

“MWO?????” serentak ketiganya sambil bertukar pandang tidak percaya.

Namun entah kenapa Junhong memutar bola matanya dan tersenyum evil sambil melirik kearah Hyemi “Jinja Hyung? Apa adikmu Cantik?” ujar Jongin tiba-tiba seolah antusias dengan ucapan Himchan tadi.

Hyemi sontak menatap tajam Jongin mengerutkan alisnya tidak percaya dengan pertanyaan Jongin pada Himchan.

“Tentu saja cantik, kalau kau mau akan ku kenalkan.”

“Jinjayo Hyung? Dia kelas berapa?” Jongin makin menjadi bertanya pada Himchan dan melirik kearah Hyemi.

“Kelas dua”

Hyemi menatap kedua namja ini entah kenapa ia merasa tidak suka dengan percakapan keduanya, terutama melihat antusias Jongin yang bertanya-tanya pada Himchan. Jirin cukup memperhatikan glagat Hyemi dan Jongin, ia paham maksud kedua tatapan ini seraya tersenyum simpul.

“Adikmu sekolah dimana Hyung?” Tanya Jongin lagi membuat Hyemi sedikit risih mendengarnya, belum Himchan menjawab ucapan Jongin.

“Tsk, lanjutkan saja pembicaraan kalian. Annyeong aku pulang” ujar Hyemi yang berlalu meninggalkan ketiga orang di hadapannya tanpa menunggu jawaban dari tiga orang ini.

Mendapati reaksi Hyemi, ketiganya cukup kaget dengan tindakan Hyemi yang berlalu begitu saja.

“Ya Kim Jongin, sebaiknya kau segera menyusulnya sebelum dia benar – benar marah padamu.” Ujar Jirin disambut senyum simpul Jongin

“Tanpa kau suruh, aku akan menyusulnya. Bye” Jongin berlari kecil meninggalkan dua orang ini dan menyetarakan langkahnya dengan Hyemi . ia  tersenyum simpul mendapati sikap Hyemi “Chankamanyo, kita pulang bersama”

“Tidak perlu bocah, lebih baik kau urusi urusanmu dalam berkenalan itu” Hyemi tersenyum garing pada Jongin.

“Wae? Katakan jika kau cemburu?” Jongin sedikit menyenggol lengan Hyemi, namun yeoja satu ini mengerutkan alisnya dan menghentikan langkahnya.

“Cemburu? Padamu? Bocah. NO” ujar Hyemi penuh keyakinan.

“Jinja?” Jongin seolah tidak percaya dengan ucapan Hyemi.

“Jinja….” Tekan Hyemi , namun kembali Jongin melontarkan sebuah kalimat “Ya, Hyemi Noo-na katakan saja jika kau cemburu pada bocahmu ini.”

Hyemi menatap tajam Jongin “Aniyo, jangan berbicara sembarangan bocah isshhhh” Hyemi siap melayangkan ingin memukul Jongin pelan, namun sayanganya Jongin lebih dulu meraih tangan Hyemi.

“Tidak perduli apa yang kau katakan Hyemi noo-na, bagiku kau terlihat seperti yeoja yang sedang cemburu. Kajja” penuh penekanan Jongin mengucapkan kalimat tersebut dan tanpa jawaban ia menarik lebih dulu tangan Hyemi untuk meninggalkan kampus ini.

“YAK KIM JONGIN” Teriak Hyemi mendapati sikap Jongin yang langsung menariknya begitu saja.

Dari jarak yang cukup jauh Jirin mengelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya dan ia pun menatap Himchan yang memandang lurus kearah depannya melihat pemandangan tersebut “Sunbaenim ku harap kau bisa menilai sebuah pandangan yang tengah kau lihat ini.”

Ucapan Jirin sungguh klise namun mengena benar di hati Himchan, Jirin hanya tersenyum mendapati reaksi Himchan yang diam membeku seolah paham apa yang di rasakannya saat ini. Ia menepuk pelan pundak Himchan dan berlalu meninggalkannya sendirian.

****

Pagi ini Hyemi disibukan oleh Jongin,dimana sekarang ia harus membangunkan seorang Kim Jongin. Ia menghelakan napasnya mendapati Jongin tertidur tengkurap, namun kepalanya tertutupi selimut serta berpusat pada arah jendela sulit di ungkapkan, itu yang ada di pikiran Hyemi saat ini.

Ia pun memperhatikan keadaan kamar Jongin yang sangat berantakan “Aiisshh bocah ini ingin membunuhku secara perlahan!!” Dengus kesal Hyemi.

Sambil menghelakan napas beratnya Hyemi tersenyum picik dan mendapatkan sebuah ide “YAK KIM JONGIN IRONAYOOOOOOOO” teriak Hyemi tanpa ragu ia menarik selimut yang di kenakan Jongin dan membuangnya sembarangan.

Bukan Jongin yang terbangun akan teriakan Hyemi tadi, melainkan Hyemi yang diam membeku dengan pemandangan di hadapannya ini “KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BOCAHHHHHHHHHHHHHH KAUUUUUUUUUU” teriak Hyemi  sambil menutupi matanya mendapati Jongin yang hanya mengenakan boxer saja.

Mendengar teriakan itu Jongin langsung terbangun “Aiiisshh, YAK TIDAK BISA KAU TANPA BERTERIAK MEMBANGUNKANKU”kesal Jongin sambil terduduk diranjang, Hyemi sedikit mengintip dan masih mendapati Jongin hanya mengenakan boxer.

“Pakaianmu bocah, pakaianmu” Hyemi menunjuk – nunjuk kearah tubuh Jongin,Jongin hanya menarik sebelah bibirnya tidak mengerti apa yang ada dipikirannya saat ini. Namun dengan cepat Hyemi meraih selimut Jongin kembali “Pakai ini palli” Hyemi melemparkan selimut tersebut tepat kearah Jongin.

Mendapati hal ini Jongin hanya berdesis kecil dan menutupi tubuhnya dengan selimut “Aiisshh baru melihat segini saja kau sudah kebakaran jenggot Shin Hye-mi” penuh penekanan Jongin mengucapkan kalimat tersebut.

“Mandi atau kau ingin terlambat kesekolah?” tekan Hyemi sambil tersenyum evil.

Jongin pun menyadari kalau waktu berjalan cepat, alhasil mau tidak mau ia beranjak dari ranjang “Arasseo” dengan malas-malasan Jongin berjalan, namun langkahnya tertahan tepat di depan Hyemi “Buatkan aku sarapan atau kau ingin aku terlambat?” Jongin menarik sebelah bibirnya dan meninggalkan Hyemi menuju kamar mandi.

Mendapati hal ini Hyemi menghelakan napas kesalnya “Aiissh bocah ini —-“ Hyemi mengepal – ngepalkan tangannya cukup kesal dengan tingkah Jongin, namun terlihat Jongin membalikkan tubuhnya sebelum memasuki kamar mandi dan berkata “Tunggu apa lagi? Kau benar – benar ingin aku terlambat ke sekolah? Shin Hye-Mi Noo-na”

Lagi – lagi Jongin mengucapkan kata Hyemi atau noona penuh penekanan, tanpa mengucapkan kalimat apapun Hyemi meninggalkan kamar ini begitu saja tidak ingin berdebat lebih lama dengan namja satu ini. Jongin seolah puas mendapati hal tersebut.

#####

“Huhhhhhh” Hyemi menghelakan napas lelahnya ketika ia baru sampai kampus dan duduk di samping Jirin.

“Wae? Kau terlihat begitu lelah? Apa karena bocah mu itu?” ledek Jirin sambil terkikik pelan.

“Siapa lagi kalau bukan bocah itu, bagaimana aku tidak pusing. Dia menyuruhku untuk membangunkannya, menyiapkan sarapan dengan cepat. Tapi aiisshhh bocah itu —“ Hyemi menggantungkan kalimatnya sambil mengepalkan tangannya kesal “Bocah itu justru tidak memakan sarapanku dan mengatakan aku sudah terlambat, dia pergi bergitu saja” tatapan datar penuh kesal terpasang jelas dari mimic wajah Hyemi saat ini.

Namun “HAHAHAHAHAHA” Jirin tertawa lepas mendengar cerita Hyemi, di sambut tatapan tajam Hyemi.

“Aiisshh memang kau pikir lucu?” dengus Hyemi.

“Tentu saja, justru aku ingin melihat ekpresimu saat itu” timpal Jirin membuat Hyemi ingin memukul, namun cepat di sela dengan ucapan Jirin “Heii, jangan memikirkan hal itu. Apa kau sudah mengecek emailmu?”

Hyemi terdiam sejenak dan menepuk keningnya “Aisshh Kim Jongin, kau membuatku melupakan segalanya” mendengar hal itu Jirin hanya cekikikan saja dan memperhatikan Hyemi yang langsung membuka ponsel mengecek email.

Yth: Shin Hyemi

Selamat anda telah lolos dalam interview pemagangan pada PT.Amigo

Di mohon kehadirannya hari ini pukul 10:00 untuk penetapan bagian pekerjaan.

Terima kasih

Hyemi dan Jirin tidak dapat mengucapkan kalimat apa-apa, mereka saling bertukar tatap satu sama lain “KYaaaaaaaa kau di terima, kau di terima” Jirinlah yang berseru lebih dulu.

“Ne Jirin berkat aku, kyaaaa gomawo” Hyemi langsung memeluk Jirin.

“Kau harus datang hari ini jam 10 untuk penetapan bagian?” ujar Jirin membuat Hyemi melepaskan pelukannya itu.

“Ne hari ini jam se—“ ucapan Hyemi tertahan ketika melihat arlojinya yang sudah menunjukkan 09:50 “aiisshh 10 menit lagi Jirin dan kau lihat pakaianku ini? ” runtuk Hyemi menyadari hal tersebut.

Jirin menepuk keningnya menyadari penampilan Hyemi yang memang selalu casual apabila ke kampus.

 

“Aiisshh sudah ku katakan kalau ke kampus setidaknya kau mengenakan rok, kalau sudah seperti ini kan repot. Tidak mungkin juga kau harus kembali ke rumah membuang waktu” kuliah pagi lah yang keluar dari mulut Jirin yang memang terkadang memakai pakaian femininm apabila ke kampus.

“Bukan memberi solusi malah memberi kuliah pagi, sudah aku begini saja”

“MWO? Kau yakin? Hanya seperti itu?” pertanyaan bertubi keluar dari mulut Jirin.

“Mau bagaimana lagi ini sudah mepet, aku harus pergi sekarang. Doakan aku ya” belum ada selangkah tangan Hyemi di tahan Jirin “Wae?”

Jirin tersenyum simpul “Sepertinya kau sedang hoki, lihat itu” Jirin menunjuk pada Eunhyuk yang terlihat baru menapaki kakinya menuju arah mereka.

Hyemi pun tersenyum puas mendapati hal ini “Kau benar Jirin, aku pergi ya bye bye” Hyemi berlalu meninggalkan Jirin.

“Hyemi Fighting” Seru Jirin menyemangati Hyemi dari kejauhan.

Sedang Hyemi berlari kecil menghampiri Eunhyuk yang berjalan santai “Ahhh Eunhyuk oppa kebetulan sekali kau kesini, kajja” Hyemi langsung menarik tangan Eunhyuk membuatnya kaget akan tindakan Hyemi.

“YAK , KAU MAU MEMBAWAKU KEMANA!?” Protes Eunhyuk mendapati dirinya yang di tarik paksa Hyemi.

“Amigo, perusahaan Amigo. Palliwa tidak banyak waktu” Hyemi semakin mempercepat langkah dan menarik paksa kakaknya ini.

“Aiiisshh kau—“ Ucapannya sedikit terpotong karena kepalanya menengadah kearah Jirin “Jirin-ya, kau harus menunggu aku oke. Waiting for me” sedikit berteriak Eunhyuk mengucapkan kalimat tersebut pada Jirin yang jaraknya sudah cukup jauh.

Sedang Jirin menepuk keningnya menerima teriakan itu dan bergegas entah kemana.

####

BRUKKK

Dengan kasar Hyemi menutup pintu mobil Eunhyuk “YAK, Jangan keras – keras ini mobil baru bodoh” protes Eunhyuk tidak terima.

Hyemi hanya mengerucutkan bibirnya dan berkata “Berisik” tanpa ragu ia meninggalkan Eunhyuk begitu saja tanpa menghiraukan teriakan Eunhyuk yang masih terdengar di telinganya.

“AIIISSH ADIK KURANG AJAR BUKANNYA TERIMA KASIH SUDAH DIANTAR” Hyemi semakin tidak memperdulikan teriakan tersebut karena ia pun di buru waktu.

Ia berlari untuk memasuki perusahaan Amigo dan menuju staff Informasi “Permisi, ruangan untuk pembagian pemagang dimana?” terang-terangan Hyemi langsung bertanya, namun staff informasi bukan menjawab ia justru menatap Hyemi dari atas hingga bawah “Aku Shin Hyemi pemagang baru di perusahaan ini”

Hyemi menunjukkan pendaftaran yang memang sengaja ia bawa setiap hari, terlihat staff tersebut baru mempercayainya “Ahhh ruang 16 lantai 10” ujar Staff tersebut.

“Gomawo” tanpa basa-basi Hyemi langsung berjalan tergesa memasuki lift dan menekan tombol sesuai tujuannya. Tak luput Hyemi menatap arloji miliknya dan waktu sudah terlalu mepet “10:02” decak Hyemi yang sudah terlambat 2 menit ini.

Klikk

Sesaat pintu lift terbuka dan Hyemi berlari menuju ruang 16, sambil tergesa Hyemi mencari ruangan tersebut yang pada akhirnya ia menemukan juga. Sekarang Hyemi sudah berada di depan ruangan tersebut dengan ragu ia membuka knop pintu.

Krekkk

Perlahan namun pasti Hyemi membukanya dan memasuki ruangan ini “KAU” teriak seseorang membuat Hyemi yang baru saja menutup pintu itu kembali sedikit terlonjak kaget.

Cukup ia sadari sudah ada beberapa yeoja serta namja yang berdiri seolah tengah mendapatkan intruksi dari dua orang namja di depannya dan memang Hyemi sadar salah satu dari namja tersebutlah yang tadi berteriak padanya.

“Kau, cepat berdiri di samping yang lain palli” tegas seorang namja membuat Hyemi hanya menurut saja, dapat dirasakan olehnya semua mata tertuju padanya. Ia sadar kalau mata orang – orang disekitarnya ini tengah menatap dari atas hingga bawah, Hyemi hanya dapat diam membeku memperhatikan pemagang lainnya yang memakai atribut formal.

“Terlambat 2 menit di hari pertama, kami dapat toleransi tapi lain kali tidak boleh ada yang terlambat” tegar namja itu sambil menatap kearah Hyemi.

“Mianhae” Hyemi cukup merasa bersalah.

“Satu lagi tidak ada boleh ada yang salah kostum, karena dalam memagangpun jangan anggap main-main” ucapan tersebut kembali seolah tertuju kearah Hyemi itu di rasakan jelas olehnya, karena beberapa orang menertawakan akan penampilannya yang salah kostum. Hyemi hanya dapat menundukkan kepalanya.

“Tidak banyak bicara, kami langsung memanggil kalian kesini guna untuk memberi pengarahan dan bagian yang akan kalian tekuni. Maka dari itu perkenalkan diri kalian masing – masing.” Ujar namja itu.

Semua memperkenalkan dirinya masing – masing begitu juga dengan Hyemi dan dua namja di hadapannya pun memperkenalkan dirinya. Namja yang tadi berbicara penuh ketegasan Lee Jonghyun HRD dari perusahaan ini dan asistennya Jung Daehyun.

Cukup banyak yang di bicarakan oleh kedua orang ini pengarahan yang di berikan dan beberapa peraturan yang ada walau tidak semua mereka sebutkan namun dapat di cerna oleh semua.

“Oke kalau kalian sudah mengerti dan sebelum kami memberikan bagian – bagian yang akan kalian geluti. Terlebih dahulu kalian akan di bimbing untuk mengetahui lebih banyak akan perusahaan ini, dari sejarah perusahaan ini hingga bagian – bagian yang ada pada perusahaan. ” Ujar Jonghyun yang memang sedari tadi memberikan pengarahan pada mereka.

“Jung Daehyun, kau bisa mengantarkan mereka pada staff yang akan mengarahkan mereka.” Kembali Jonghyun berbicara pada asistennya.

“Ne sajangnim” jawab namja berparas tampan ini yang memang menjadi pusat perhatian para yeoja pemagang kecuali Hyemi “Kajja” lanjut Daehyun

Mereka hanya mengangguk mengerti dengan pengarahan tersebut, begitu juga dengan Hyemi yang cukup bosan berlama – lama di dalam ruangan ini mendengarkan pengarahan. Seolah ia tengah memasuki kuliah dengan materi-materi yang di berikan dosen sungguh tidak logis pemikirannya saat ini.

####

Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 hingga saat ini sebuah pengarahan pun masih berlanjut, beberapa jam sudah berlalu meski di dominasi dengan istirahat setengah jam. Lalu kembali dengan pengarahan itu sangat melelahkan bagi Hyemi. Bagaimana ia tidak merasa lelah, ia berkeliling perusahaan dari lantai satu hingga paling lantai 30 itu pun sekedar memberitahu bagian-bagian yang ada di perusahaan ini.

Sekarang ia berada di lantai 30, lantai paling atas yang ada di perusahaan ini “ini lantai terakhir dan pengarahan terakhir sebelum bagian pekerjaan di berikan” ujar Daehyun yang memang memberikan pengarahan dengan sempurna.

Mendengar hal ini membuat napas Hyemi merasa lega, terlebih lagi dengan yang lain pun terlihat lega mendengarnya “Lebih tepat ini bukan seperti pengarahan, melainkan ruangan CEO perusahaan Amigo terdapat di lantai ini dan ia ingin bertemu dengan kalian.”

Baru sedetik semua bernapas lega sekarang di buat kaget dengan ucapan Daehyun, bertemu CEO dari perusahaan ini. Hyemi melihat yang lain sibuk merapikan pakaian mereka masing-masing ‘Apa yang ada di pikiran mereka, memang bertemu dengan CEO harus rapi tapi sepertinya untuk merapikan sebuah makeup itu tidak penting’Batin Hyemi mendapati para yeoja yang sibuk memberikan sedikit polesan pada wajah mereka.

“Sudah siap? Kajja” Daehyun kembali memberikan arahannya dengan berjalan lebih dulu, semua pun berjalan mengikuti langkah dari asisten HRD ini.

Drrttt drrtttt

Dirasakan oleh Hyemi ponselnya bergetar dan mendapati satu pesan singkat, agak ragu ia membuka sebentar pesan singkat tersebut.

Ya, SHIN HYEMI.

Aku lapar, apa kau tidak memasak?

Cepat pulang. Sekarang !!!!!!!

-Kim Jongin

“Tsk, bocah ini” baru Hyemi ingin membalas pesan tersebut, sebuah suara membuatnya menahan untuk membalas pesan Jongin.

“Aggashi, palliwa” ujar Daehyun membuat Hyemi memasukan kembali ponselnya ke dalam saku dan berjalan menuju sebuah ruangan dengan pintu yang menjulang tinggi.

Perlahan namun pasti dengan arahan Daehyun, semua memasuki ruangan CEO perusahaan ini. Ketika mereka memasuki ruangan tersebut Jonghyun HRD di perusahaan ini memang sudah ada di ruangan tersebut.

Semua menatap takjub dengan keadaan ruangan yang sangat luas dan nyaman, bahkan Hyemi berkali – kali menelan ludahnya mendapati ruangan ini yang terkesan sangat classic. Di depan mereka terdapat sebuah kursi besar namun tidak ada yang mendudukinya, cukup heran karena CEO tersebut tidak terlihat batang hitungnya sama sekali.

“Jonghyun-ssi apakah pemagang sudah ada?” terdengar dari arah ruangan dengan balutan kaca yang menutupi ruangan tersebut dan sedikit lukisan classic menutupi pantulan pada ruangan itu.

“Ne, sajangnim mereka semua sudah berada di ruanganmu ini.” Ujar Jonghyun dengan tegas, cukup jelas di telinga mereka derap langkah kaki yang ingin keluar dari ruangan tersebut, dengan cepat semua berbaris dengan tegap dan merapikan pakaian mereka masing – masing.

Derap langkah kaki semakin jelas dan seorang namja keluar dari ruangan tersebut, sontak semua mata berpusat padanya yang kian jelas oleh kasat mata mereka. Hyemi yang baru menyadari CEO tersebut sudah keluar dari ruangan, ia membulatkan matanya mendapati CEO tersebut adalah orang yang ia kenal.

“Kibum oppa” pekik Hyemi pelan bahkan nyaris tidak terdengar, begitu juga dengan Kibum yang tak kalah kagetnya mendapati Hyemi salah satu pemagang di kantornya. Seperdetik kemudoan Kibum sedikit menarik sebelah bibirnya pda Hyemi dan memberikan isyarat pada Hyemi untuk tidak berucap apapun dengan mengedipkan sebelah matanya.

Hyemi sadar akan hal itu dan memilih bungkam menuruti isyarat yang di berikan Kibum. Terlihat jelas oleh Hyemi, Kibum tersenyum saja seolah tidak terjadi apa  ia menatap seluruh pemagang. Sungguh Hyemi tidak menyangka reaksi Kibum begitu cepat, matanya yang tadi tersirat keterkagetan sekarang pembawaannya seakan normal dan tegas. Sambil memasukan tangannya kedalam saku celana ia berucap tegas. “Oke aku ingin kenal dengan kalian satu persatu, dapat kalian memperkenalkan diri kalian masing-masing?”

Semua kembali memperkenalkan diri mereka, begitu juga dengan Hyemi yang memperkenalkan dirinya dengan tegas di depan Kibum. Walau sebenarnya ia masih tidak menyangka kalau Kibum adalah pemilik perusahaan Amigo ini.

“Baiklah, terima kasih kalian sudah bersedia memperkenalkan diri kalian” tutur Kibum dengan sopan membuat pemangang yeoja beberapa kali berdecak kagum pada namja satu ini “Jonghyun-ssi, boleh aku tahu siapa diantara mereka yang akan menjadi sekretarisku?”

“Ne sajangnim, Shin Hyemi dari Cheongdam university. Dia yang akan menjadi sekretarismu” ujar Jonghyun membuat Hyemi membelalakan matanya.

“MWO? NAEGA?” pekik Hyemi tidak percaya, begitu juga yang lain menatap kearah Hyemi entah tatapan apa yang di berikan para yeoja tersebut pada Hyemi.

“Ne, wae? Aku memberi bagianmu sebagai sekretaris karena terlihat dari jurusan kuliahmu dan keahlianmu dalam memanagemen” tutur Jonghyun menjelaskan.

“Aniyo —“ Hyemi menggantungkan kalimatnya, ia bingung harus mengucapkan kalimat apalagi mengenai hal ini.

Sedang Kibum terlihat tersenyum saja “Sepertinya aku akan mempercayai pilihanmu Jonghyun-ssi” ucapan Kibum membuat semua menatap kearahnya, terutama Hyemi yang sangat kaget akan ucapan Kibum secara tiba-tiba itu.

Jonghyun tersenyum puas mendapati ucapan yang terlontar dari mulut Kibum atasannya itu. “Jonghyun-ssi sepertinya kau harus mempercepat proses pengarahan, mereka sudah terlihat kelelahan.” Ujar Kibum yang memang memperhatikan pemangang ini.

“Ne sajangnim, setelah memberitahu akan bagian mereka dalam bekerja. Mereka sudah bisa pulang.” Tegas Jonghyun

“Baiklah. Satu hal yang harus kalian tahu, semua keputusan berdasarkan keahlian kalian masing – masing. Ku harap kalian menghargai segala keputusan dari perusahaan ini dalam bagian pekerjaan kalian, bagaimanapun kalian orang yang terbaik.”

Semua tercengang dengan ucapan Kibum yang tegas dan berwibawa, namun penuturan Kibum ini entah kenapa Hyemi tidak menyukainya, cara bicaranya terlihat jelas seperti ayahnya yang tegas tapi menuntut.

“Mianhae sajangnim, boleh aku sedikit menyanggah ucapanmu tadi” ujar Hyemi dengan sorot mata keseriusan membuat semua mata tertuju padanya, begitu juga dengan Kibum yang cukup kaget dengan sikap Hyemi.

Jonghyun ingin mencegah Hyemi berbicara, namun Kibum memberi isyarat untuk membiarkan Hyemi berbicara “Silahkan nona” ujar Kibum.

“Dalam sebuah perkerjaan bukanlah dilihat dari yang terbaik atau tidaknya, melainkan Usaha. Bukan bagaimana kita menjadi yang terbaik dan nomor satu, melainkan menghargai sebuah usaha yang di lakukan sendiri.”

Semua diam membeku mendengar ucapan Hyemi, terutama Kibum menatap bola mata Hyemi seolah mengisyaratkan makna pada tutur kata yang di ucapankannya tadi. “Sajangnim , Kibum sajangnim” Jonghyun menyadarkan Kibum akan lamunannya menatap Hyemi.

“Ahhh ne?” sadar Kibum.

“Sepertinya aku harus membawa kembali pemagang ke lantai 10 guna memberikan bagian perkerjaan untuk mereka.” Ujar Jonghyun.

Mengerti ucapan Jonghyun, Kibum tersenyum “Ne, mereka sudah terlihat sangat lelah Jonghyun-ssi.”

“Ne kalau begitu kami permisi sajangnim” dengan hormat semua membungkukan kepalanya dan meninggalkan ruangan Kibum.

Hyemi cukup bingung dengan sikap Kibum yang terlihat berpikir keras, ia tidak mengerti apa yang ada di pikiran Kibum saat ini. Sampai tidak menjawab ucapannya tadi, apa itu terlalu menyinggungnya. Pikir Hyemi

Sedang Kibum cukup menatap lekat punggung Hyemi yang kian menghilang dari ruangan ini, ia masih mencerna tiap ucapan yang diucapan Hyemi tadi padanya.

#####

Hyemi menatap arlojinya yang menunjukkan pukul 17:00 sore, hari yang melelahkan ia baru saja di perbolehkan pulang karena beberapa pengarahan yang di berikan kembali oleh HRDnya. Ia pun sekarang berada di halte menunggu bus yang tak kunjung datang hingga saat ini.

Sambil menutup arah depannya ia masih tidak menyangka kalau Kibum adalah pemilik perusahaan Amigo. Terlebih lagi ia akan menjadi sekretasi Kibum, hal yang membingungkan bagi Hyemi namun bagaimanapun juga ini langkah awal dirinya dalam memagang.

Drrrtttt drrtttt

Di rasakan oleh Hyemi ponselnya bergetar lagi (?). memang sedari tadi selama pengarahan ia cukup merasakan kalau ponselnya menerima beberapa pesan, namun belum di lihatnya sama sekali. Di dalam benaknya cukup menebak siapa yang memberikan pesan singkat tersebut.

Benar saja ketika Hyemi membuka ponselnya beberapa pesan singkat dari pengirim yang sama yaitu Jongin.

YA. Kenapa tidak membalas?

Aku belum makan.

Balas

-Kim Jongin-

 

Uhh, apakah anak kuliahan terlalu sibuk.

-Kim Jongin-

 

Ya, ya aiisshh yeoja ini benar – benar.

Walau disini ada ramyun, tapi aku tidak ingin makan mie ramyun.

Pulang dan segeralah masak

-Kim Jongin-

 

Aisshh kau ingin menelantarkan anak di bawah umur tanpa makanan.

Tsk! Menyebalkan.

-Kim Jongin-

 

Angkat telponku

-Kim Jongin-

 

Lain kali kalau pulang terlambat siapkan makanan dulu untuk bocahmu ini.

-Kim Jongin-

Hyemi membaca deratan pesan singkat yang di berikan Jongin, ia cukup terkikik dengan deretan pesan tersebut  dan ia sadari beberapa kali Jongin menelponnya  “Bocah ini, apa dia tidak ada inisiatif untuk membeli makanan diluar.”

Belilah makanan di luar dulu, sebentar lagi aku pulang dan memasak untukmu bocah :p

Baru Hyemi mengetik kata tersebut belum sempat ia menekan tombol Send, tiba-tiba ponselnya mati begitu saja “Aiisshh baterainya low.” Ia tidak bisa berbuat apa – apa dan memasukan kembali ponselnya pada saku.

Kembali Hyemi menunggu bis yang tak kunjung datang, padahal ia sudah sangat lelah ingin segera sampai rumah. Walau di rumah akan disibukkan dengan Jongin, tapi setidaknya apabila sudah sampai sedikit membuatnya lega.

Tin Tin Tinnn

Tepat di depan Hyemi sebuah mobil berwarna hitam pekat berhenti begitu saja dan mengklakson beberapa kali. Ia sadar mobil tersebut menurunkan kaca pada jendela mobilnya dan Hyemi cukup kaget dengan si pemilik mobil tersebut.

“Kibum oppa” Hyemi cukup menegaskan pandangannya pada si pemilik mobil tersebut.

“Kau ingin pulang? Biar ku antar, karena percuma saja kau menunggu bis yang akan setengah jam lagi” ujar Kibum dari dalam mobil dan tanpa basa – basi lagi.

“MWO? Setengah jam lagi ?” lantas saja sedari tadi Hyemi menunggu bis tak kunjung datang.

“Palli biar ku antar kau pulang.”

“Apa tidak merepotkan oppa” ragu Hyemi untuk naik kedalam mobil Kibum.

“Tidak usah sungkan, palliwa”

Hyemi tersenyum simpul  dan menaiki mobil Kibum, walau agak ragu namun bagaimanapun kalau harus menunggu setengah jam lagi itu akan membuatnya sangat bosan. Dengan cepat Kibum pun melajukan mobilnya.

Dalam perjalanan tidak ada kata yang terucap, mereka seolah bergelut dengan dunia mereka masing – masing. Namun benak Hyemi merasa tidak enak akan sanggahan ucapannya tadi ketika Kibum berbicara dengan kata – kata ‘yang terbaik’.

“Igo.. Oppa, maafkan ucapanku yang tadi sudah menyanggah ucapanmu” ujar Hyemi mencairkan suasana.

“Kenapa kau harus meminta maaf?” Kibum cukup kaget dengan pernyataan Hyemi yang tiba-tiba.

“Ku perhatikan tadi oppa tidak menanggapi ucapanku tadi, ku rasa kau tersinggung dengan ucapanku tadi”

Kibum hanya melempar sebuah senyuman manis pada Hyemi “Kau ini lucu sekali Hyemi” sambil cekikikan Kibum mengacak lembut rambut Hyemi, membuat Hyemi terdiam akan perlakuan Kibum “Ya, aku sama sekali tidak tersinggung dengan ucapanmu tadi. Aku diam mencerna ucapanmu yang sulit di pahami, kata – katamu sangat sederhana namun sulit di pahami. Kau terlihat mirip dengan eomma ku.”

Hyemi mengerutkan alisnya mendengar ucapan Kibum “Seperti eomma?”

Kibum mengangguk pelan “Kata yang di ucapkan eomma begitu sederhana, namun banyak yang tidak memahami ucapannya. Klise namun menarik, sama seperti kata – katamu tadi.”

Hyemi mengangguk mengerti dengan penuturan Kibum ini “Keunde, oppa. Aku masih tidak menyangka kalau kau CEO di perusahaan Amigo.”

“Jadi kau sama sekali tidak tahu aku CEO di perusahaan Amigo?” Tanya Kibum sambil tersenyum.

Hyemi menganggukkan kepalanya meyakinkan Kibum “Ne, aku pikir CEO dari perusahaan tersebut sudah tua. Rupanya si pengusaha muda Kim Kibum dimana orangtuaku selalu membanggakanmu akan prestasimu sebagai pengusaha muda.” Tutur Hyemi

“Ya, jangan berbicara berlebihan. Lagi pula jika CEO tersebut masih muda kenapa?” Tanya Kibum penuh curiga.

“Ghwencanayo. Hanya saja masih tidak menyangka, kalau kakak iparku sendiri yang menjadi CEO.” Ujar Hyemi membuat Kibum terdiam, entahlah ia merasa risih mendengar dirinya di sebut ‘kakak ipar’.

Namun namja satu ini memang sulit di tebak ia kembali dengan senyuman khasnya “Kau pikir, aku tidak kaget melihat kau salah satu pemangang di perusahaanku.”

Keduanya melempar senyum satu sama lain menanggapi ucapan Kibum itu, Hyemi pun cukup malu dan menggarukkan kepalanya yang tidak gatal. Selama perjalanan ini mereka berdua berbicara dengan asiknya seolah tidak ada rasa canggung sama sekali.

Kibum dan Hyemi pun sedikit berbicara mengenai menajemen perusahaan Amigo. Hyemi pun menanggapi dengan cermat karena bagaimanapun juga ia akan memulai pemangangan di perusahaan tersebut.

“Eoh, Hyemi. Apa kau ingin makan dulu?” ajak Kibum tiba-tiba.

Hyemi terdiam sejenak dan menghelakan napasnya “Aniyo oppa, Jongin sudah menunggu di rumah dan ia pun sudah mengirim beberapa pesan agar aku pulang cepat.”

Mendengar penuturan Hyemi, Kibum terlihat terdiam sejenak dan tersenyum simpul “arasseo dia pasti sudah menunggumu di rumah.”

Hyemi pun hanya tersenyum menanggapi ucapan Kibum, ia tidak tahu apa yang ada di pikiran Kibum saat ini karena sekarang ia sudah kembali fokus melajukan mobilnya.

####

Jongin berjalan mondar-mandir di ruang tengah, ia menatap ponselnya menunggu pesan yang sedari tadi ia kirim pada Hyemi. “Aiisshhh noona ini kenapa tidak membalas pesanku” kesal Jongin

Sedari tadi Jongin bergerutu tidak jelas apa yang di ucapkannya, bahkan mengirim pesan pun berkali – kali ia menghampus kembali. “yeoja ini.. dia pikir aku mengkhawatirkannya, aiissh seharusnya ia sadar tidak baik membiarkan anak di bawah umur sendirian di rumah” gumam Jongin lagi sambil bertelak pinggang.

Tanpa ragu ia pun kembali menghubungi Hyemi, namun jawaban dari operator yang di terima oleh Jongin “Aiisshh apa – apaan noona ini mematikan ponselnya” Jongin menatap kesal layar ponselnya dan mencoba menghubungi Hyemi kembali.

Sayangnya kembali jawaban dari operator yang di dapat oleh Jongin, sambil bergerutu ia menghempaskan tubuhnya pada kursi.

BREMMMMM

CITTTTT

Terdengar jelas oleh Jongin sebuah gas dan decitan pada sebuah mobil dari luar rumahnya. Jongin mengerutkan alisnya “Siapa yang datang ke rumahnya.” Pikir Jongin

Ia berjalan menuju keluar memastikan siapa yang datang ke rumahnya, belum sempat ia membuka pintu “Salam untuk Jongin.”

“Ne, Kibum oppa hati – hati”

DEG!

Suara itu terdengar jelas di telinga Jongin, medengar nama itu membuat Jongin merasa tidak rela dan ketika ia sudah berada di luar, cukup jelas dari kasat mata Jongin mobil yang sangat ia kenal melaju cepat meninggalkan pekarangan rumahnya.

Hyemi diantar pulang oleh Kibum itu defkripsi dari apa yang di lihat Jongin dan di dengarnya tadi. Ia menatap kearah Hyemi yang membalikkan tubuhnya untuk memasuki rumah “Eoh? Jongin, kau berada di depan?” Tanya Hyemi yang menyadari keberadaan Jongin.

Jongin tidak menjawab ia masih menatap tajam kearah Hyemi, pikirannya saat ini entah kenapa merasa kalut “Kenapa pesanku tidak di balas dan telponku tidak di angkat?” pertanyaan itulah yang keluar dari mulut Jongin.

“Mianhae, aku ingin membalas tapi baterai ku low” Jongin kembali diam menatap Hyemi.

“lalu Bagaimana bisa kau pulang bersama Kibum hyung?” pertanyaan yang sedari tadi ingin di lontakan Jongin pada Hyemi.

“Aisshh seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau tidak memberitahuku kalau Kibum CEO perusahaan Amigo ? aku di terima magang di perusahaan Amigo menjadi sekretarisnya dan aku benar – benar kaget ketika mengetahui Kibum oppa lah CEOnya. Ia mengantarku pulang karena bis tak kunjung datang, dia juga menitipkan salam untukmu Jongin.” Ujar Hyemi

Perilah ini cukup membuat Jongin kaget, namun ia menarik sebelah bibirnya “Untuk apa aku memberitahu, walau pada akhirnya kau tahu sendiri. Kau senang setelah mengetahui Kibum CEO perusahaan itu? Pengusaha muda yang sangat di banggakan.” Tutur Jongin menatap bola mata Hyemi.

“Senang? maksudmu? Apa yang kau bicarakan Jongin?” Hyemi cukup merasakan tatapan berbeda dari sorot mata Jongin sangat kentara jelas di lihatnya.

“Ani. Aku hanya tidak ingin apa yang sudah kumiliki di rebut orang lain.” Setelah mengucapkan kalimat klise ini Jongin langsung berjalan meninggalkan Hyemi.

Ia mencerna ucapan yang di berikan Jongin dan  Tatapan Jongin seolah menembus pada retina mata Hyemi, ia merasakan aura yang berbeda dari sorot mata Jongin. Satu pikiran Hyemi saat ini ‘apa maksud ucapan Jongin’.

*****

Tbc

mianhae aku ngepost telat bangat, sekali lagi mohon maaf sama chingudeul.

kebetulan juga aku lagi uas mohon maaf ya sebisa mungkin aku usahain lanjut walau telat chingu. mian kalo di part ini kepanjangan dan terkesan membosankan. tapi ini untuk menebus kesalahan saya juga yang ngepost cukup lama (lama bangat) lol 🙂

mengenai quisioner yang kemarin saya buat, sebenernya saya bingung harus milih siapa. soalnya jawabannya bagus – bagus semua dan panjang hehe

jadi aku juga belum bisa ngumumin siapa pemenang kuis kemarin, Ghwencana? Insya allah secepatnya aku kabari mengenai kuis.

gomawo all …

49 thoughts on “Nuna.. Marry Me ? [Part 7] Full

  1. wahh tor gila bener.. kok jam 3 pagi baru ed kluarin.. beruntung aku msih melek jadi sempatin baca dlu… hihi aula bnget sama couple ini.. hyeminya ngak peka sama sekali.. pasangan yang unik… next partnya jgan lma lamator.. ngebut ya..

  2. Wah akhirnya keluar jg lanjutan ceritanya
    Hai author aku reader baru disini
    Suka bgt sama cerita hyemi jongin disini
    Oh ya next chapterny jgn lama” ya soalny penasaran nunggu ceritanya ^^

  3. Akhirnyaaaaa ceritanya keluar juga hehehe. Kereng thor, banyakin lagi adegan hyemi sama jonginnya thor. Hahahaha. Daebak thor. Cepat lanjut ya 😀

  4. wahh sumpah keren banget eonni 🙂
    sukaaaa banget sama sama jongin-hyemi…. pokoknya endingnya hyemi harus dapat jongin 😀 awas kalo malah kim kibum yang dapat !! hheheheheh #ngancem eonni
    next part harus ngebut banget ya eonni 🙂

  5. Sehun, Luhan, Chanyeol segala pake ga percaya klo Kai bulan madu, lagian si Kai ngomong bulan madu gampang bgt sih xD
    Kkk mulai ada kedekatan antara Hyemi – Kibum, klo bisa part selanjutnya ngebahas mereka berdua aja ya thor #Plak
    Mulai ada kecemburuan antara mereka berdua, tandanya benih2 cinta sudah tumbuh~ kkk
    Lanjutannya cepetan yah thor…
    Oh iya aku minta PW yg part 6 yaa 😀

  6. Ngapa part 7a di masukin juga (―˛―“)
    Dasar sarap ente !! Ngahaha
    Lanjutkan lah ..
    Bikin tambah greget lg ..
    Kibum idupnye madesu amet dah ahaha *ditampollockets XD
    Ohh jongin .. Ma baby balabala~

  7. eh, quiz yg smlm q ga ikutan ㅜㅜ.ㅜㅜ ,
    kkkk,,, apaan sih jongin ini?? dasar bocah! tingkahnya bocah bgt ,,
    ga ngebosenin kok,, #menurutq, malah q seneng klu panjang FFnya,,kkk

  8. makin seru aja weh ζ\(♌๑ ื•͡˘•̩̩̩̩̩̩̩.̶̮.̶̮•̩̩̩̩̩̩̩̩˘ •͡ื๑♌ʃƪ)/ζ
    lanjutkaannnn ζ\(♌๑ ื•͡˘•̩̩̩̩̩̩̩.̶̮.̶̮•̩̩̩̩̩̩̩̩˘ •͡ื๑♌ʃƪ)/ζ

  9. Daebak!! Ceritamu keren banget eon dan banyak makna yang terkandung didalem cerita itu^^ eon kenapa gak dijadiin buku aja karya eon? Pasti banyak yang suka deh;)
    Ditunggu eon chap selanjutnya.. Jangan lamalama yaaaa :^D

  10. huwaaaa nangisss darahh iniii
    si hyemi gakkk sensitippp ihkkk
    masa gakk nyadarrjugaaaa 😦 😦 jadi gregettttttt bgt eonniiii
    lanjuttttt heheheh

  11. ini part full yah? aku kira bakalan di jadiin a dan b
    mianhae ne unn aku baru bisa komen skarang…. ^^v
    langsung aja ya komen sambungan dari half part kmaren…

    wkwkwk si jongin kayak anak ilang, pulang pun tak ada istri di rumah, jadi pulang ke rumah mama deh…. udah gitu sok chaldish lagi, eh si umma ampe merinding, hihi, pas di tanya apa kau sering bermanja-manja dengan hyemi? padahal iya tuh dia sering manja-manja loh sama hyemi, minta ini itu ama hyemi nyuruh ini itu, manja,,,,

    wah si hyemi baik hati banget, ternyata dia bilang dia pulang karna urusan kuliah padahal kan jongin tuh yang seenaknya pulang. kai jadi merasa bersalah ya

    perkataan umma kai nyelekit banget, “Memangnya kau mau, kalau istrimu tiba – tiba di antar namja lain!?” wkwkwkwkw

    aish anak anak bap ikut ngeksis di sini, haha ada himmy oppa 😀
    keliatan bangat itu suka si hyemi yak, eh kai datang liat mereka ber3 keinget kata2 ummanya tadi, cemburu nih ye….

    di paragraf ini kau typo jongin jadi junghong eonni
    “Namun entah kenapa Junhong memutar bola matanya dan tersenyum evil sambil melirik kearah Hyemi “Jinja Hyung? Apa adikmu Cantik?” ujar Jongin tiba-tiba seolah antusias dengan ucapan Himchan tadi.”

    aku bacanya ampe bingung, kkkk, bnerin sana.

    pagi pagi si hyemi harus brusaha bangunin kai, yaampun hyemi kok histeris banget cuman liat jongin bertelanjang dada. bner kata jongin baru segitu aja kebakarangf jenggot, gmna kalau liat lebih? hmmmm

    dan seperti biasa scene kakak beradik ini memang bikin ngakak. si hyemi main tarik si kunyuk gitu aja, haha.

    wow!! Daehyun jadi asisten HRD. knmapa gk daehyunnya aja yg dijadiin hrdnya unn, hoho.
    mksdnya di sini si hyemi itu gk suka karena kibum milih dia sbgai sekertaris karena kenal ya, bukan karena kemampuan dia, tapi aku setuju sih sama hyemi

    yaampun itu sms dari si item. banyak amt, keliatan kan manjanya…. janganbiarkan bocah satu ini kel;aparan hyemi

    wah hyemi di antar pulang ma kibum di liat kai. “aku hanya tidak ingin apa yang sudah kumiliki di ambil orang lain”
    klise bngat jongin. itu artinya kamu mengklaim hyemi milikmu, meskipun emg kenyataannya milikmu sih, haha ayooo jangan sampai hyemi di ambil kibum jongin

    lanjutkan eonni
    banyak reader menunggu
    mian ya komenku segini aja
    yg terpenting teteap semangat eonnni ^^

  12. baru bisa baca sekarang,
    ini beneran panjang, 1 jam bacanya #lebay

    disini sudah mulai keliatan perasaan kai ke hyemi nya, dan juga kibum ke hyemi, ckkck

    gokil sama Eunhyuk, kalau saya jadi Jirin meningan bunuh diri sekalian -,-

  13. Greget ama kai ih. -.
    Cara minta pw gimana? Maaf Aku readers baru T^T boleh aku minta pw ff ini yg part 6? Kurang kalo satu part g kbc..
    Semangat lanjut sampe end yah^^

Tinggalkan Balasan ke Gaem Batalkan balasan